Iran Jatuhkan Sanksi kepada 51 Pejabat AS atas Pembunuhan Qassem Soleimani
Kementerian luar negeri Iran dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (8/1/2022) mengatakan bahwa 51 orang Amerika telah dimasukkan dalam daftar hitam.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Iran memberlakukan sanksi terhadap lusinan pejabat Amerika Serikat (AS).
Banyak dari mereka yang dijatuhi sanksi merupakan pejabat militer AS.
Dengan ini, daftar hitam individu-individu yang terlibat dalam pembunuhan jenderal top Iran pada 2020, Qassem Soleimani bertambah.
Melansir Al Jazeera, Kementerian luar negeri Iran dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (8/1/2022) mengatakan bahwa 51 orang Amerika telah dimasukkan dalam daftar hitam, sehubungan dengan "tindakan teroris" pembunuhan jenderal Korps Pengawal Revolusi Islam (IRFC), dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM).
Baca juga: Iran Bersumpah akan Balas Dendam Jika Trump Tidak Diadili atas Kematian Jenderal Qassem Soleimani
Baca juga: 2 Tahun Kematian Qassem Soleimani, Iran Serukan Agar PBB Ambil Tindakan Terhadap AS
Ketua Kepala Staf Gabungan AS Mark Milley, Kepala Komando Pusat Kenneth McKenzie, pejabat Pentagon, dan komandan di beberapa pangkalan AS di seluruh kawasan termasuk di antara orang-orang yang menjadi sasaran sanksi.
Sanksi tersebut sebagian besar bersifat simbolis karena orang-orang yang disebutkan namanya tidak dianggap memiliki aset yang dapat disita oleh pihak berwenang Iran.
Setahun sebelumnya, Iran telah menjatuhkan sanksi kepada mantan Presiden AS Donald Trump, Menteri Luar Negerinya Mike Pompeo dan delapan orang lainnya yang berperan dalam pembunuhan Soleimani di dekat bandara Baghdad di Irak.
Iran juga mengupayakan penangkapan mereka melalui interpol, organisasi polisi internasional.
Baca juga: Media Israel Diretas di Hari Pembunuhan Jenderal Iran Qassem Soleimani, Dianggap sebagai Ancaman
Baca juga: Putri Jenderal Qassem Soleimani Kembali Ungkapkan Dukungan untuk Palestina
Langkah Iran pada Sabtu kemarin datang tak lama setelah peringatan kedua pembunuhan Soleimani.
Dalam upacara yang menandai peringatan awal pekan ini, Presiden Ebrahim Raisi mengatakan Trump, Pompeo, dan lainnya harus diadili di "pengadilan yang adil".
Raisi memperingatkan bahwa jika tidak, Iran dan sekutunya dalam apa yang disebut "poros perlawanan" yang diperjuangkan Soleimani akan mencari balas dendam.
Iran juga telah meminta Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Dewan Keamanan untuk mengambil tindakan formal terhadap AS dan Israel – yang juga dituduh memberikan bantuan.
Baca juga: Putri Abu Mahdi Al Muhandis Ungkap Kiprah Jenderal Qassem Soleimani dan Ayahnya
Baca juga: Putri Abu Mahdi Al Muhandis Ungkap Kiprah Jenderal Qassem Soleimani dan Ayahnya
Pamer serangkaian rudal
IRGC pada hari Jumat memamerkan serangkaian rudal yang dikembangkan secara lokal yang katanya digunakan dalam serangan tahun 2020 terhadap dua pangkalan AS di Irak sebagai pembalasan atas pembunuhan jenderal tersebut.
Sebelumnya, pemerintahan Trump pada 2018 secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 negara itu dengan kekuatan dunia dan memulai kampanye “tekanan maksimum” terhadap Iran, yang mencakup sanksi keras.
Iran dan penandatangan kesepakatan yang tersisa – Prancis, Rusia, Cina, Inggris, dan Jerman – sekarang terlibat dalam negosiasi yang intens di Wina untuk mencoba memulihkan kesepakatan.
Perwakilan dari pemerintahan Biden mengambil bagian dalam pembicaraan secara tidak langsung.
Iran telah menuntut agar sebagian besar sanksi AS dicabut sebelum mengurangi program nuklirnya, yang telah berkembang pesat sejak pengenaan sanksi.
Media Israel diretas
Surat kabar Israel, Jerussalem Post mengaku bahwa situsnya diretas, pada Senin (3/1/2022).
Diwartakan Reuters, situs web Jerussalem Post menampilkan ilustrasi soal pembunuhan jenderal top Iran, Qassem Soleimani pada halaman utamanya.
Menanggapi peretasan itu, Jerussalem Post mengaku langsung melakukan tindakan.
"Kami menyadari peretasan situs web kami, di samping ancaman langsung (ke) Israel," cuitnya.
Sementara situs web-nya menampilkan gambar mencurigakan, aplikasi seluler media Israel ini tampaknya tidak terpengaruh.
Baca juga: Putri Jenderal Qassem Soleimani Kembali Ungkapkan Dukungan untuk Palestina
Baca juga: Iran Gagal Luncurkan 3 Roket ke Luar Angkasa, Tidak Mencapai Orbit
Cincin yang ada pada gambar itu merupakan aksesori yang lekat dengan sosok Soleimani.
Diketahui, tubuh Soleimani berhasil diidentifikasi dari cincin yang ia gunakan ketika kejadian.
Selain itu, situs-situs web Israel lainnya juga tidak mengalami peretasan.
Ilustrasi itu menunjukkan sebuah benda berbentuk peluru yang keluar dari cincin merah yang dikenakan di jari.
Berita lain terkait Qassem Soleimani
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)