90 Persen Kasus Covid-19 Negara Bagian Australia Akibat Varian Omicron, Sisanya Varian Delta
Kasus Covid-19 di Negara Bagian Australia 90 persen didominasi varian Omicron yang sangat menular, dan sisanya akibat varian Delta
Editor: hasanah samhudi
TRIBUNNEWS.COM, SYDNEY - Jumlah kasus Covid-19 Australia terus melonjak dengan varian Omicron menjadi dominan.
Namun tingkat kematian dan rawat inap meningkat lebih lambat daripada infeksi keseluruhan.
Dilansir dari The Straits Times, Kepala kesehatan negara bagian New South Wales, Kerry Chant mengatakan Rabu (12/1/2022) bahwa Omicron mendominasi kasus Covid-19, yaitu mencapai 90 persen, sementara sisanya adalah varian Delta.
Menurutnya, Omicron sekarang bertanggung jawab atas sekitar 67 persen kasus Covid-19 di unit perawatan intensif di seluruh negara bagian.
Data dari covidlive.com.au men pada hari Selasa (11/1/2022) menunjukkan ada 90.847 kasus baru yang dilaporkan di Australia.
Baca juga: Djokovic Menang di Pengadilan, Bisakah Dia Tampil di Australia Terbuka Meski Dia Belum Divaksin?
Baca juga: Infeksi Covid-19 di Australia Capai 1 Juta Kasus, Omicron Meningkatkan Jumlah Rawat Inap
Angka ini 33 kali lebih tinggi dari 2.752 kasus yang dilaporkan pada puncak gelombang Delta pada 14 Oktober tahun lalu.
Namun jumlah sebenarnya di masyarakat bisa jauh lebih tinggi karena tekanan pada sistem pengujian.
Data covidlive.com.au juga menunjukkan ada 27 kematian yang dilaporkan pada hari Selasa (11/1/2022), jumlah yang sama dengan hari paling mematikan dari gelombang Delta pada 28 Oktober tahun lalu.
Dan ada 3.869 orang dirawat di rumah sakit, dibandingkan dengan 1.551 pada 28 September, rekor tertinggi selama gelombang Delta.
Dua negara bagian terpadat di Australia masing-masing melaporkan 21 kematian pada hari Rabu (12/1/2022). Australia telah melaporkan 2.458 kematian secara keseluruhan selama pandemi.
Baca juga: Australia Bakal Tetap Melarang Djokovic Masuk Benua Hijau Sekalipun Jika Dia Menang Banding
Baca juga: Kasus Covid-19 di Australia Sentuh Angka Tertinggi di Tengah Lonjakan Varian Omicron
Pemerintah Rabu (12/1/2022) menyebutkan, ada 2.242 kasus Covid-19 di rumah sakit New South Wales, meningkat 50 persen dari minggu lalu, dengan 175 dalam perawatan intensif.
Perdana Menteri negara bagian Dominic Perrottet mengatakan, lebih dari setengah dari mereka yang dirawat intensif tidak divaksinasi.
Negara bagian memiliki tingkat vaksinasi 94 persen untuk orang berusia 16 tahun ke atas, dengan lebih dari 20 persen orang yang memenuhi syarat juga telah menerima suntikan booster.
“Vaksinasi adalah kunci selama periode waktu ini untuk menjaga Anda dan teman serta keluarga Anda tetap aman,” kata Perrottet. "Sangat jelas pada angka-angka itu. Mereka tidak berbohong,” katanya.
Negara bagian Victoria memiliki 946 orang dirawat di rumah sakit, naik 60 persen dalam seminggu terakhir, dengan 112 orang dalam perawatan intensif.
Baca juga: Australia Kewalahan Hadapi Infeksi Varian Omicron, Tingkat Rawat Inap Membludak
Baca juga: Australia Catat Kematian Omicron Pertama dan Tetap Berpegang pada Rencana Pembukaan Kembali
Penjabat menteri kesehatan negara bagian mengumumkan upaya merekrut mahasiswa kesehatan, pensiunan perawat, dan orang lain dengan pengalaman medis untuk menambah jumlah staf di klinik vaksinasi negara.
Ini dilakukan dalam rangka menghadapi lonjakan permintaan vaksin booster karena semakin banyak warga Victoria mencapai masa tenggang empat bulan untuk dapat disuntik vaksin booster.
Lonjakan infeksi Omicron juga menyebabkan kekurangan staf di bisnis, yang telah mengganggu rantai pasokan dan menghambat pemulihan ekonomi.
Australia beralih dari pengujian PCR ke kit antigen cepat di rumah setelah jumlah kasus yang meroket membanjiri fasilitas pengujian.
Negara bagian New South Wales pada hari Rabu (12/1/2022) memperkenalkan pelaporan wajib tes antigen cepat positif melalui sebuah aplikasi, membuatnya sejalan dengan sebagian besar negara bagian lainnya.
Baca juga: Berbentuk Semprotan Hidung, Peneliti Australia Menguji Obat Pengencer Darah Untuk Cegah Corona
Para pemimpin negara bagian dan teritori akan bertemu pada hari Kamis (13/1/2022) untuk membahas cara terbaik mengelola kembalinya siswa ke ruang kelas sekolah dalam beberapa minggu, setelah liburan musim panas. (Tribunnews.com/TST/Hasanah Samhudi)