Gubernur Tokyo Jepang Kembali Berlakukan Status Darurat Jika Kepadatan Tempat Tidur Capai 50 Persen
Diperkirakan jumlah rata-rata kasus baru Covid-19 per hari selama 7 hari terakhir adalah 9.567 dalam satu minggu.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Gubernur Tokyo Yuriko Koike dengan tegas menyatakan akan memberlakukan keadaan darurat Covid-19 (PSBB) kembali jika jumlah kepadatan tempat tidur sudah mencapai 50 persen.
"Apabila tingkat penggunaan tempat tidur mencapai 20 persen, langkah-langkah prioritas seperti pencegahan penyebaran virus corona akan diambil. Demikian pula emerintah akan meminta keadaan darurat (PSBB) apabila tingkat kepadatan penggunaan tempat tidur sudah mencapai 50 persen," ungkap Gubernur Yuriko Koike dalam pertemuan pemantauan untuk menganalisis status infeksi virus corona di Tokyo yang berlangsung di Gedung Pemerintah Metropolitan Tokyo, Kamis (13/1/2022).
Diperkirakan jumlah rata-rata kasus baru Covid-19 per hari selama 7 hari terakhir adalah 9.567 dalam satu minggu.
Bahkan seorang ahli penyakit menular memperkirakan minggu depan jumlah kasus Covid-19 di Tokyo melewati angka 10.000 orang per hari.
Prediksi mengejutkan dibuat di Tokyo saat penggantian dengan strain Omicron berkembang dan infeksi menyebar dengan cepat "9.567 orang".
Baca juga: Kasus Covid-19 di Tokyo Jepang Terus Meningkat, Tingkat Kewaspadaan Naik ke Level 2
Jika laju peningkatan orang yang terinfeksi Covid-19 berlanjut, itu adalah rata-rata jumlah kasus baru per hari selama 7 hari terakhir hingga hari ke-20, satu minggu kemudian.
Jumlah kasus Covid-19 di Tokyo Kamis (13/1/2022) kemarin mencapai 3.124 orang.
Jumlah itu meningkat sekitar 1.000 dari hari sebelumnya selama dua hari berturut-turut, dan infeksi telah menyebar dengan cepat.
Sejak September 2021, jumlah pasien rawat inap telah melebihi 1.000, dan tingkat penggunaan tempat tidur saat ini lebih dari 15 persen.
"Sangat mungkin untuk melebihi 10.000 orang dalam waktu dekat. Penting untuk mengambil inisiatif dan bersiap dengan baik," ujar Mitsuo Kaku, ketua dewan ahli Tokyo iCDC (Tokyo Infectious Disease Control Center).
Jumlah infeksi baru tertinggi per hari di Tokyo adalah 5.773 pada 13 Agustus 2021, selama "gelombang kelima" Covid-19.
Diasumsikan bahwa jumlah itu akan sangat melebihi dalam waktu dekat.
Strain Omicron dikatakan lebih menular daripada strain Delta, yang merupakan epidemi utama musim panas lalu, dan ada kekhawatiran bahwa itu akan menyebar melampaui gelombang kelima.
Baca juga: Infeksi di Tokyo Jepang Meledak Sehari Naik 228% Gara-gara Omicron
"Ada risiko tinggi bahwa semua warga Tokyo akan terinfeksi atau kontak dekat, dan ada kemungkinan kegiatan sosial akan dihentikan," ungkap Takao Oomagari, Direktur Pusat Nasional untuk Kesehatan dan Kedokteran Global.
Ibu kota telah menaikkan tingkat status infeksinya sendiri untuk corona selama dua minggu berturut-turut menjadi level 2.
Tingkat sistem penyediaan perawatan medis juga telah dinaikkan, menjadikannya level 3.
"Apa yang harus kita lakukan sekarang adalah bekerja sama dengan warga Tokyo untuk mencegah infeksi. Kita harus mengambil tindakan dengan rasa segera," ujarnya.
Kebijakan itu meminta pemerintah mengambil langkah-langkah prioritas seperti pencegahan penyebaran ketika tingkat penggunaan tempat tidur mencapai 20 persen, dan menyatakan keadaan darurat apabila mencapai sebesar 50 persen.
Apabila dilakukan maka akan menjadi yang pertama kalinya sejak deklarasi dicabut pada 30 September 2021 lalu di ibu kota.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang.
Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.