Tersangka Kasus Pembakaran Klinik di Osaka Jepang Tak Pernah Terima Uang Kesejahteraan
Dari penyelidikan pihak kepolisian Jepang ditemukan bahwa pembayaran uang kesejahteraan untuk Mario Tanimoto tidak direalisasikan.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kepolisian Jepang hingga saat ini masih menyelidiki kasus pembakaran klinik di Osaka
dengan tersangka Mario Tanimoto (61).
Mario Tanimoto--kini sudah meninggal--dituduh Polisi Jepang sebagai pelaku pembakaran klinik di Osaka 17 Desember 2021 lalu yang mengakibatkan 25 orang meninggal dunia.
Polisi menemukan bahwa Mario Tanimoto tidak menerima uang kesejahteraan dari pemda setempat.
"Uang kesejahteraan biasanya diterima warga yang tak punya uang di Jepang tetapi harus mengisi aplikasi yang ada dulu yang telah disediakan pihak pemda setempat," papar sumber Tribunnews.com, Jumat (14/1/2022).
Morio Tanimoto , yang meninggal setelah kejadian, berkonsultasi dengan kantor kelurahan tentang permohonan kesejahteraan dalam kasus pembakaran yang menewaskan 25 orang di sebuah klinik di gedung multi-penyewa di Kita-ku, Osaka 17 Desember lalu.
Dari penyelidikan pihak kepolisian Jepang ditemukan bahwa pembayaran uang kesejahteraan tidak direalisasikan.
Ternyata saldo rekening lembaga keuangan Tanimoto juga kecil.
Baca juga: Morio Tanimoto Tersangka Kasus Pembakaran Klinik di Osaka Jepang Meninggal
Polisi Prefektur Osaka sedang menyelidiki kehidupan tersangka sebelum kejadian.
"Tanimoto berkonsultasi dengan Kantor Lingkungan Konohana di Kota Osaka dua kali tahun lalu dan beberapa tahun lalu untuk mengajukan permohonan kesejahteraan. Ada konsultasi dari orang itu sendiri, tetapi berhenti pada tahap prosedur aplikasi. Tanimoto sedang berdiskusi dengan penanggung jawab, tetapi dia mengatakan bahwa dia menolak mengisi aplikasi tersebut sehingga akhirnya tidak menerima uang kesejahteraannya," ungkap penyelidik pihak kepolisian.
Tanimoto telah memiliki rumah tiga lantai di Nishiyodogawa-ku di kota yang sama sejak 1987.
Menurut penyelidik, mereka telah menyewakan melalui perusahaan perantara selama bertahun-tahun untuk mendapatkan pendapatan sewa.
Menurut warga di sekitar rumah, pasangan dan anak-anak mereka telah tinggal selama lebih dari 10 tahun di dekat rumahnya itu.
Luas total rumah sekitar 60 meter persegi. Kemudian pindah pada tahun 2020, dan pendapatan sewa telah berhenti.