Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

AS dan Jepang Imbau Warga Jauhi Pantai, Dampak Tsunami Tonga

Dampak gelombang tsunami akibat letusan gunung berapi di Tonga, AS dan Jepang mengimbau warganya untuk menjauhi pantai.

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in AS dan Jepang Imbau Warga Jauhi Pantai, Dampak Tsunami Tonga
Tangkapan Layar CNN
Abu naik ke udara setelah letusan gunung berapi bawah laut yang kuat di Pasifik Selatan.- AS dan Jepang mengimbau warga untuk menjauh dari pantai, sebagai tindakan pencegahan akibat tsunami Tonga. 

TRIBUNNEWS.COM - Gelombang tsunami yang disebabkan oleh letusan gunung berapi di Pasifik Selatan memicu kekhawatiran.

Sebagai tindakan pecegahan, Amerika Serikat (AS) dan Jepang telah mengimbau warga yang berada di garis pantai Pasifik untuk menjauh dari pantai.

Jepang telah memperingatkan gelombang setinggi tiga meter, dan gelombang 1,2 meter menghantam selatan negara itu.

Sementara AS memperingatkan arus dan gelombang yang kuat, dan banjir pantai, seperti diberitakan oleh BBC.

Letusan gunung berapi bawah laut yang besar menyebabkan gelombang lebih dari satu meter menabrak Tonga.

Letusan gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Haʻapai terdengar di Pasifik Selatan, dan akhirnya sampai ke AS.

Baca juga: Dampak Letusan Gunung Berapi di Tonga, Pantai Barat AS dan Hawaii di Bawah Peringatan Tsunami

Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Kerajaan Tonga yang Diterjang Gelombang Tsunami Pasca Erupsi Gunung Hunga Tonga

Banyak bagian Tonga, yang ibukotanya hanya 65km selatan letusan, tertutup abu dan mengalami pemadaman listrik, saluran telepon, dan layanan internet yang hampir total.

Berita Rekomendasi

Sementara itu, korban cedera atau total kerusakan masih belum jelas.

Rekaman media sosial menunjukkan air mengalir melalui gereja dan beberapa rumah, dan saksi mata mengatakan abu jatuh di ibu kota, Nuku'alofa.

Tsunami Tonga

Video di media sosial menunjukkan kemacetan lalu lintas ketika orang-orang mencoba melarikan diri dari daerah dataran rendah dengan mobil.

Seorang warga, Mere Taufa, mengatakan letusan terjadi saat keluarganya sedang mempersiapkan makan malam, dan adik laki-lakinya mengira bom meledak di dekatnya.

"Naluri pertama saya adalah berlindung di bawah meja, saya meraih adik perempuan saya, dan berteriak pada orang tua saya dan orang lain di rumah untuk melakukan hal yang sama," kata situs berita Selandia Baru Stuff.co.nz mengutipnya.

Taufa mengatakan hal berikutnya yang dia tahu, air mengalir deras ke rumah mereka.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas