Material Erupsi Gunung Berapi Tonga Racuni Ekosistem Laut, Ilmuwan: Bisa Berlangsung Bertahun-tahun
Letusan gunung berapi bawah laut raksasa di Tonga dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dalam jangka panjang.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Miftah
Namun sebelum erupsi, terumbu karang di Tonga sudah terancam penyakit dan dampak perubahan iklim termasuk pemutihan karang dan angin topan.
"(Sekarang) area terumbu karang yang luas di daerah yang terkena dampak langsung di Hunga Tonga mungkin terkubur dan tertutup oleh endapan abu vulkanik yang besar," kata Tom Schils, ahli biologi kelautan di University of Guam yang telah mempelajari letusan gunung berapi dan karang di Kepulauan Mariana Utara.
Letusan gunung bawah laut Tonga melepaskan lebih banyak zat besi ke dalam air, yang dapat meningkatkan pertumbuhan ganggang biru-hijau dan bunga karang yang semakin merusak terumbu.
Dengan ini, budidaya terumbu karang mungkin harus dimulai dari awal lagi dan tentu membutuhkan waktu bertahun-tahun.
"Spesies yang lebih toleran terhadap kualitas air yang buruk akan datang lebih dulu, sementara karang keras dan ikan akan membutuhkan waktu lebih lama untuk kembali," kata Brian Zgliczynski, ahli ekologi terumbu karang di Scripps Institution of Oceanography.
4. Garis pantai terkikis
Hilangnya terumbu karang berdampak pada kemampuan Tonga mengatasi kenaikan air dan gelombang badai.
Ini menjadi perhatian Tonga, di mana perubahan iklim mendorong permukaan laut naik sekitar 6 mm per tahun, dua kali lipat rata-rata global.
Letusan terbaru di Tonga membawa tsunami setinggi 1,19 meter, menurut laporan terakhir.
Tsunami ini menyebabkan erosi pantai yang cepat.
Bahkan tembok laut di Tonga juga rusak akibat terjangan ombak tinggi tersebut.
"Pertahanan pantai dan tanah reklamasi semuanya bisa terkena dampak kuat oleh gelombang tsunami, membuat pulau-pulau lebih rentan," kata Cronin.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)