Material Erupsi Gunung Berapi Tonga Racuni Ekosistem Laut, Ilmuwan: Bisa Berlangsung Bertahun-tahun
Letusan gunung berapi bawah laut raksasa di Tonga dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dalam jangka panjang.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Letusan gunung berapi bawah laut raksasa di Tonga dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dalam jangka panjang.
Kerusakan itu akan dialami terumbu karang, garis pantai terkikis, hingga perikanan juga terganggu.
Prediksi ini didasarkan hasil penelitian para ilmuwan terhadap citra satelit di masa lalu untuk memproyeksikan masa depan kepulauan di Pasifik tersebut.
Berikut ancaman kerusakan lingkungan yang disebabkan gunung berapi bawah laut Tonga menurut laporan Reuters:
1. Hujan Asam
Mulai awal erupsi, gunung berapi bawah laut di Tonga telah melepaskan sulfur dioksida dan nitrogen oksida.
Dua gas ini menciptakan hujan asam ketika bertemu dengan air dan oksigen di atmosfer.
Dengan iklim yang tropis, "kemungkinan akan ada hujan asam di sekitar Tonga untuk beberapa waktu mendatang," jelas ahli vulkanologi Shane Cronin dari University of Auckland.
Hujan asam dapat menyebabkan kerusakan tanaman yang meluas, terlebih mengancam lahan pertanian talas, jagung, pisang, dan sayuran, yang jadi bahan pokok di Tonga.
Baca juga: Pengamatan Dampak Tsunami di Tonga Dilakukan Melalui Pesawat, Beberapa Daerah Tertutup Tanah dan Abu
Baca juga: Update Tsunami Tonga: 1 Orang Tewas saat Berusaha Selamatkan Anjingnya
"Bergantung pada berapa lama letusan berlangsung, ketahanan pangan dapat dikompromikan," kata Cronin.
Citra satelit menunjukkan gumpalan menyebar ke barat, yang berarti Tonga dapat terhindar dari hujan asam ini meskipun Fiji mungkin akan terancam.
Dalam sebuah buletin pada Senin (17/1/2022), kantor urusan kemanusiaan PBB mengatakan Fiji sedang memantau kualitas udaranya.
Masyarakat juga telah diimbau untuk menutupi tangki air dan tinggal di dalam rumah jika terjadi hujan.
2. Ikan-ikan mati