Ancam Rusia dan China, Inggris Ingatkan Barat akan Melawan Kediktatoran hingga Sebut Indonesia
Inggris memperingatkan Rusia dan China bahwa sekutu Barat akan bersatu melawan kediktatoran dan memperjuangkan demokrasi.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
Menurut Truss, Inggris harus bekerja sama dengan sekutu seperti Australia, Israel, India, Jepang, dan Indonesia untuk menghadapi para agresor global terutama di Pasifik.
"Sudah waktunya bagi dunia bebas untuk berdiri tegak," kata Menlu Inggris.
Ia turut menyoroti "pemaksaan ekonomi" China terhadap Australia, yang dinilai cara Beijing melakukan kontrol atas negara lain.
Beijing, yang memberlakukan sanksi perdagangan atas barang-barang Australia setelah Canberra menyerukan penyelidikan internasional tentang asal mula pandemi virus corona, membantah tuduhan ini.
Barat menyebut Rusia sebagai diktator, menyinggung pencaplokan Krimea tahun 2014, menuding adanya upaya ikut campur dalam Pilpres AS dan Eropa, serta serangkaian spionase dan pembunuhan tingkat tinggi di luar negeri.
Di sisi lain, Rusia menilai Barat penuh dengan perpecahan, dicengkeram oleh Russophobia dan tidak memiliki hak untuk menceramahi Moskow tentang bagaimana harus bertindak.
Biden Ancam Putin
Presiden AS Joe Biden memperkirakan Rusia akan menyerang Ukraina dan memperingatkan Presiden Vladimir Putin jika hal itu terjadi.
"Dugaan saya adalah dia akan bergerak, dia harus melakukan sesuatu," kata Biden saat ditanya soal ancaman invasi Rusia dalam konferensi pers, Rabu (19/1/2022).
Namun, ia juga memperingatkan bahwa pemimpin Rusia itu akan membayar "harga yang mahal" jika benar terjadi.
Dilansir BBC, Moskow menyangkal tudingan berencana menyerang Ukraina, namun mengaku telah membangun kekuatan.
Baca juga: Joe Biden Prediksi Putin akan Menyerang Ukraina, Ancam Rusia Jika Hal Itu Terjadi
Baca juga: Tahun Pertama Presiden AS Joe Biden Terbebani oleh Kekecewaan
Diperkirakan ada sekitar 100.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina.
Pejabat Gedung Putih kemudian mengeluarkan pernyataan yang mengklarifikasi posisi AS, setelah beberapa wartawan pada konferensi pers menanyai Biden tentang apakah AS akan mengizinkan serangan ke Ukraina menyusul komentarnya.
"Jika ada pasukan militer Rusia bergerak melintasi perbatasan Ukraina, itu adalah invasi baru, dan itu akan disambut dengan tanggapan cepat, keras, dan bersatu dari Amerika Serikat."
"Amerika Serikat dan Sekutu kita," kata Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)