Ilmuwan Afrika Sebut Varian Omicron yang Bergejala Ringan Bisa Jadi Akhir dari Pandemi
Para ilmuwan di Afrika berharap Omicron yang bergejala ringan bisa menjadi akhir dari pandemi dan awal dari endemi.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Banyak ilmuwan di dunia yang mengkhawatirkan varian Omicron yang menyebar lebih cepat daripada varian-varian sebelumnya.
Namun kini para ilmuwan di Afrika berharap Omicron yang bergejala ringan bisa menjadi akhir dari pandemi dan awal dari endemi.
Hingga Minggu (23/1/2022), Covid-19 telah merenggut nyawa lebih dari 5,6 juta orang di seluruh dunia.
Varian Omicron dan Delta yang lebih menular dianggap dalang dari jumlah infeksi baru yang melonjak.
Varian Omicron yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan, menjadi varian dominan di berbagai negara.
Tetapi sebuah penelitian di Afrika Selatan menunjukkan bahwa angka kematian tidak meningkat secara signifikan, tidak seperti varian sebelumnya.
Gelombang keempat telah surut di Afrika Selatan, dan kehidupan secara bertahap kembali normal untuk pertama kalinya sejak awal pandemi.
Baca juga: BA.2: Lebih dari 400 Kasus Sub-varian Omicron Ditemukan di Inggris
"Saya berharap saya bahkan tidak akan mendengar nama COVID. Itu yang kami harapkan," kata seorang warga Cape Town kepada DW.
Penduduk lain mengatakan kepada DW, "Sangat menyenangkan melihat semua orang keluar dan berkeliling, bersantai, pergi ke luar."
"Kami telah dikurung di rumah kami untuk berapa lama sekarang?!"
"Saya berharap Omicron sebenarnya adalah tahap akhir dari virus ini."
Ahli virologi Afrika Selatan Wolfgang Preiser mengatakan kepada DW bahwa perilaku Omicron memberi harapan bahwa pandemi bisa menjadi endemik.
Namun ia menambahkan bahwa kondisi itu hanya dapat dicapai ketika sebagian besar populasi memiliki kekebalan primer dari infeksi atau vaksinasi.