Koalisi Arab Saudi Bantah Lakukan Serangan Udara ke Penjara di Yaman, PBB Serukan Penyelidikan
Koalisi Arab Saudi membantah klaim Houthi bahwa mereka melancarkan serangan udara ke penjara di Yaman yang menewaskan lebih dari 70 orang
Editor: hasanah samhudi
TRIBUNNEWS.COM - Koalisi yang dipimpin Arab Saudi pada Sabtu (22/1/2022) membantah tuduhan milisi Houthi di Yaman bahwa mereka bertanggung jawab atas serangkaian serangan udara yang menewaskan puluhan orang.
Dilansir dari UPI, Doctors Without Borders mengatakan Jumat (21/1/2022) bahwa sedikitnya 70 orang tewas dan 138 terluka setelah serangan udara menghantam beberapa sasaran di barat laut Yaman, termasuk penjara, bandara, dan pusat telekomunikasi.
Sekjen PBB Antonio Guterres dilaporkan mengutuk serangan udara di penjara tersebut.
"Sekretaris Jenderal menyerukan penyelidikan yang cepat, efektif dan transparan atas insiden ini untuk memastikan akuntabilitas," kata juru bicara Antonio Guterres, Stephane Dujarric, seperti dilansir dari Al Jazeera.
Organisasi bantuan internasional menyebut serangan itu sebagai tindakan kekerasan yang mengerikan, dan menyalahkan serangan udara itu pada Koalisi untuk Pemulihan Legitimasi di Yaman.
Baca juga: 70 Orang Tahanan di Penjara Tewas Dalam Serangan Udara di Yaman, Ratusan Lainnya Cedera
Baca juga: Drone Houthi Yaman Hantam Tanki Minyak dan Bandara di Abu Dhabi, UEA Bertekad Membalas
Kelompok bantuan itu juga mengatakan rumah sakit setempat kewalahan menerima pasien dan serangan itu memutus layanan Internet di seluruh negeri.
Mohammed Abdul Salam, juru bicara gerakan Houthi, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa koalisi telah melakukan "kejahatan terhadap warga sipil di penjara Saada dan lingkungan perumahan di Hodeidah dan Sanaa, yang semuanya mencerminkan tingkat kegagalan lapangan dari musuh pengecut dan tidak bermoral."
Namun, juru bicara koalisi Brigadir Jenderal Turki Al-Maliki mengatakan dalam sebuah pernyataan Sabtu (22/1/2022) bahwa klaim itu tidak terbukti dan tidak berdasar, bahwa laporan media tentang sengaja mengincar penjara dan warga sipil adalah "informasi yang salah."
"Komando Pasukan Gabungan dari Koalisi telah memantau apa yang diedarkan oleh beberapa media setelah pengumuman milisi Houthi yang didukung Iran bahwa Koalisi telah menargetkan penjara di Provinsi Saada pada Jumat (21/1/2022) pagi, dan klaim bahwa ada sejumlah korban di penjara tersebut," kata Al-Maliki, seperti dilaporkan media pemerintah Saudi.
Al-Maliki mengatakan koalisi menganggap laporan serangan udara itu sangat serius dan telah melakukan penyelidikan atas serangan itu, dan menemukan bahwa "klaim itu terbukti tidak berdasar."
Baca juga: Houthi Kembali Serang Arab Saudi, Fasilitas Minyak dan Sistem Pertahanan Rudal Jadi Sasaran
Baca juga: Militan Houthi Yaman Sita Kapal UEA, Diduga Bawa Persediaan Militer
"Apa yang diproklamirkan oleh milisi Houthi yang didukung Iran menekankan pendekatan konstan menyesatkan dan disinformasi," kata Al-Maliki.
Dia mengatakan, target itu belum dimasukkan dalam "daftar jangan diserang" Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Disebutkan juga, target tersebut belum dilaporkan oleh Komite Internasional Palang Merah, organisasi internasional untuk memberikan bantuan kemanusiaan selama konflik bersenjata di bawah Konvensi Jenewa.
Al-Maliki juga mengatakan bahwa penjara tidak mematuhi aturan Hukum Humaniter Internasional tentang pusat-pusat penahanan seperti yang dijelaskan oleh pasal terkait perlakuan terhadap tawanan perang dalam Konvensi Jenewa.
“Koalisi akan memberi penjelasan singkat kepada PBB dan Palang Merah tentang fakta dan rincian serangan udara, serta misinformasi media yang diklaim milisi teroris Houthi mengenai target dan lokasi klaim," kata Al-Maliki.
Baca juga: Koalisi Arab Saudi Kirim Serangan Udara ke Houthi di Yaman, 14 Orang Tewas
Serangan udara lainnya terjadi di kota pelabuhan Hodeidah, Jumat (21/1/2022).
Serangan itu menghantam pusat telekomunikasi sehingga internet mati secara nasional.
Saluran berita satelit TV Houthi Al Masirah mengatakan serangan terhadap gedung telekomunikasi itu menewaskan dan melukai sejumlah orang yang tidak disebutkan.
Serangan udara itu terjadi beberapa hari setelah milisi Houthi bertanggung jawab atas serangan pesawat tak berawak langka yang menyebabkan tiga tanki minyak meledak di Uni Emirat Arab, menewaskan tiga orang. (Tribunnews.com/UPI/Aljazeera/Hasanah Samhudi)