Ordo Jogye, sekte Buddha terbesar di Korea Selatan, mengadakan rapat umum 5.000 umat Buddha untuk memprotes dugaan 'bias agama' oleh pemerintahan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, di kuil Jogye di Seoul pada 21 Januari 2022. (Photo by ANTHONY WALLACE / AFP)
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Ribuan biksu di Seoul Korea Selatan menuntut permintaan maaf politisi karena menuding para biksu mencari untung dari pengunjung taman-taman nasional.
Protes ribuan biksu dipimpin oleh Jogye-jong, sekte Buddha terbesar di Korea.
Demo digelar di markas Jogye, dan para biksu tampak duduk dengan menjaga jarak, sembari memakai masker.
Anggota legislatif Korea Selatan, Jung Chung-rai membandingkan pihak biksu yang meminta bayaran ke pengunjung seperti tokoh penipu dalam cerita rakyat Korea Selatan. Jung berasal dari Partai Demokrat yang sedang berkuasa.
Pihak Jogye menyebut meminta iuran supaya uangnya dipakai untuk perawatan area-area kuil di taman nasional. Pemerintahan Presiden Moon Jae-in dituduh memicu konflik beragama serta tak bertanggung jawab dalam menjaga warisan budaya.