Pemimpin Ukraina Yakinkan Warganya Invasi Rusia Tak akan Terjadi: Tidurlah yang Nyenyak
Pemimpin Ukraina berusaha meyakinkan warganya bahwa invasi dari Rusia tidak akan terjadi.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Rusia telah menolak tuntutan Barat untuk menarik pasukannya kembali dari daerah dekat Ukraina, dengan mengatakan pihaknya akan mengerahkan dan melatih mereka di mana pun diperlukan di wilayahnya.
Ribuan tentara dari Distrik Militer Selatan dan Barat Rusia, pada hari Selasa, ambil bagian dalam latihan kesiapan di wilayah tersebut untuk manuver yang melibatkan rudal Iskander dan lusinan pesawat tempur.
Informasi lebih lanjut, pada 2014, setelah penggulingan presiden yang bersahabat dengan Kremlin di Kyiv, Rusia mencaplok Semenanjung Krimea Ukraina dan memberikan dukungannya di belakang pemberontakan separatis di jantung industri timur negara itu.
Pertempuran antara pasukan Ukraina dan pemberontak yang didukung Rusia telah menewaskan lebih dari 14.000 orang, dan upaya untuk mencapai penyelesaian terhenti.
Dalam kebuntuan terakhir, Rusia menginginkan jaminan dari Barat bahwa NATO tidak akan pernah mengakui Ukraina sebagai anggota dan aliansi itu akan membatasi tindakan lain, seperti penempatan pasukan di negara-negara bekas blok Soviet.
Beberapa di antaranya, seperti janji keanggotaan, bukan permulaan bagi NATO, menciptakan jalan buntu yang tampaknya sulit dipecahkan yang dikhawatirkan banyak orang hanya dapat berakhir dengan perang.
Rusia menuduh Ukraina mengumpulkan pasukan di dekat daerah yang dikuasai pemberontak untuk merebut kembali mereka dengan paksa.
Analis mengatakan para pemimpin Ukraina terjebak antara mencoba menenangkan bangsa dan memastikan mendapat bantuan yang cukup dari Barat jika terjadi invasi.
"Rencana Kremlin termasuk merusak situasi di dalam Ukraina, mengobarkan histeria dan ketakutan di kalangan Ukraina, dan pihak berwenang di Kyiv merasa semakin sulit untuk menahan bola salju ini," kata analis politik Volodymyr Fesenko.
Penduduk Kyiv, Andrey Chekonovsky, mengatakan bahwa warga Ukraina telah hidup dengan ancaman serangan Rusia selama delapan tahun.
"Saya pikir fakta yang kami khawatirkan sekarang terkait dengan permainan diplomatik," kata Andrey Chekonovsky.
Baca juga artikel lain terkait Konflik Rusia Ukraina
(Tribunnews.com/Rica Agustina)