Infeksi di Tokyo Jepang Meroket Tinggi Terus, Bakal Meningkat Sampai Februari 2022
Jumlah terinfeksi corona di Tokyo Jepang meroket terus sejak tiga hari lalu hingga Kamis ini (27/1/2022) mencapai 16.538 orang terinfeksi corona (90%
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Jumlah terinfeksi corona di Tokyo Jepang meroket terus sejak tiga hari lalu hingga Kamis ini (27/1/2022) mencapai 16.538 orang terinfeksi corona (90% Omicron) di Tokyo.
"Jumlah terinfeksi kami perkirakan akan meningkat terus sampai Februari 2022 dan akhir Februari atau awal Maret barulah mungkin mulai menurun kembali," papar sumber pejabat kementerian kesehatan Jepang kepada Tribunnews.com Kamis (27/1/2022).
Saat ini konfirmasi rekor infeksi tertinggi selama 3 hari berturut-turut sampai dengan 27 Januari 2022.
Pemerintah Metropolitan Tokyo mengumumkan bahwa mereka baru saja mengkonfirmasi tercatat 16.538 orang terinfeksi corona, jumlah tertinggi yang pernah ada dalam sejarah Jepang.
Jumlah orang meningkat lebih dari 2.400 dari tanggal 26 Januari, yang merupakan jumlah tertinggi selama 3 hari berturut-turut.
Demikian pula, Kamis ini ada sekitar 1,9 kali lebih banyak daripada tanggal 20 Januari, seminggu yang lalu, yang merupakan yang tertinggi yang pernah ada.
Di sisi lain, jumlah pasien sakit parah per tanggal 27 Januari yang dihitung berdasarkan standar Tokyo adalah 18 orang, sama dengan tanggal 26 Januari 2022.
Jumlah bed di rumah sakit juga telah mengalami krisis, penuh, akibatnya pasien banyak menerima perawatan medis di rumah meningkat pesat.
Perawatan medis di rumah akan semakin banyak mulai 31 Januari mendatang terutama pasien tanpa gejala dan sakit ringan di bawah usia 50 tahun akan dirawat di rumah dan dokterpun boleh memberikan diagnosis lewat online sesuai arahan Menteri Kesehatan Goto dua hari lalu (25/1/2022).
Pada tanggal 26 Januari, jumlahnya melebihi 40.000 untuk pertama kalinya untuk perawatan medis di rumah masing-masing.
Pemerintah Metropolitan Tokyo memperkirakan bahwa jika 20.000 orang dipastikan terinfeksi sehari selama 10 hari, jumlah penerima perawatan di rumah akan menjadi sekitar 193.000 orang.
"Pusat Dukungan Perawatan Rumah" baru akan menerima kontak bagi yang menderita sakit di rumah.
Kita dapat meminta pengamatan kesehatan dan perawatan medis, dan juga menanggapi konsultasi seperti makanan yang tidak dikirim 24 jam sehari.