Roket SpaceX Elon Musk akan Tabrak Bulan setelah Tujuh Tahun di Luar Angkasa
Roket SpaceX Elon Musk yang telah diluncurkan tujuh tahun lalu dan ditinggalkan di luar angkasa akan menabrak Bulan pada Maret mendatang.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Pravitri Retno W
“Setidaknya ada 50 objek yang tertinggal di orbit Bumi dalam pada tahun 60-an, 70-an, dan 80-an yang ditinggalkan begitu saja. Kami tidak melacak mereka,” katanya.
McDowell menambahkan, kemungkinan beberapa dari objek ruang angkasa telah menabrak bulan.
“Kami telah mengambil beberapa dari mereka (objek), tetapi banyak dari mereka yang tidak kami temukan dan kemudian tidak ada lagi."
"Mungkin setidaknya beberapa dari mereka menabrak bulan secara tidak sengaja dan kami tidak menyadarinya," tambahnya.
Dampak bongkahan roket SpaceX, yang berbobot empat ton, di Bulan tidak akan terlihat dari Bumi secara realtime.
Tapi, itu akan meninggalkan kawah yang dapat diamati oleh para ilmuwan dengan pesawat ruang angkasa dan satelit seperti Lunar Reconnaissance Orbiter NASA atau Chandrayaan-2 India.
Baca juga: Sample Kerikil Masuk Mesin Sebabkan Masalah Pada Robot Luar Angkasa Rover Mars Perseverance
Baca juga: Iran Berhasil Ujicoba Luncurkan Roket Pembawa Satelit Berbahan Bakar Padat ke Luar Angkasa
Pesawat ruang angkasa telah sengaja menabrak Bulan sebelumnya untuk tujuan ilmiah, seperti selama misi Apollo untuk menguji seismometer.
Pada tahun 2009, NASA mengirim roket ke Bulan di dekat kutub selatannya untuk mencari air.
Tapi, kebanyakan roket tidak pergi begitu jauh dari Bumi. SpaceX membawa pendorong roketnya kembali melalui atmosfer bumi sehingga mereka hancur di atas lautan.
Tahap pertama dipulihkan dan digunakan kembali.
Gray mengatakan mungkin ada lebih banyak tabrakan yang tidak disengaja ke Bulan di masa depan karena program luar angkasa AS dan China, khususnya, meninggalkan lebih banyak sampah di orbit.
AS, bersama dengan mitra internasional, sudah merencanakan stasiun luar angkasa untuk mengorbit Bulan.
McDowell mencatat peristiwa ini mulai bermasalah ketika ada lebih banyak sampah ruang angkasa yang berlalu lintas.
"Sebenarnya bukan tugas siapa pun untuk melacak sampah yang kita tinggalkan di orbit bumi dalam," katanya.
“Saya pikir sekarang saatnya untuk mulai mengaturnya.”
(Tribunnews.com/Yurika)