Mengenal NATO: Awal Terbentuk, Perannya saat Perang Dingin hingga Masa Kini
NATO memiliki perannya sendiri di tengah krisis antara Ukraina dan Rusia. Namun apa sebenernya NATO dan apa tujuannya?
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati

Kebijakan ini kemudian dikenal sebagai Doktrin Truman.

Pada tahun 1948, kudeta komunis menggulingkan pemerintah Cekoslowakia dan menyelaraskannya dengan Soviet, menyebabkan peringatan di Eropa barat dan Amerika Serikat.
Pada tahun yang sama, Amerika Serikat meluncurkan Program Pemulihan Eropa, atau Marshall Plan, yang sebagian bertujuan untuk melawan serangan komunis dengan menghidupkan kembali ekonomi kawasan yang dilanda perang.
Marshall Plan menuangkan miliaran dolar bantuan ke Eropa.
Namun, Uni Soviet tidak mengizinkan kawasan Eropa timurnya untuk berpartisipasi dalam rencana tersebut.
Pada tanggal 4 April 1949, 12 negara menandatangani Perjanjian Atlantik Utara di Washington, DC.
Dalam Pasal 5, inti perjanjian, negara-negara anggota sepakat bahwa “serangan bersenjata terhadap satu atau lebih dari mereka di Eropa atau Amerika Utara akan dianggap serangan terhadap mereka semua.”
Pembentukan NATO adalah salah satu peristiwa terpenting di tahun-tahun awal Perang Dingin.
Selama lebih dari 40 tahun, persaingan tegang ini mengadu Uni Soviet dan para pendukungnya melawan Amerika Serikat dan sekutunya.
NATO Selama Perang Dingin
Perkembangan NATO selama Perang Dingin dapat dibagi menjadi empat periode utama, yakni:
(1) organisasi awal NATO pada tahun 1949–1955;
(2) membangun kekuatan aliansi dari tahun 1955 hingga 1967;
(3) periode détente 1967–1979; dan
(4) meningkatnya ketegangan dari 1979 hingga akhir 1980-an.
Perang Dingin berakhir dengan runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991.
Pada periode awal NATO, negara-negara anggota bersama-sama merencanakan, membiayai, dan membangun infrastruktur seperti pangkalan, lapangan udara, jaringan pipa, dan jaringan komunikasi.