PBB: 2.000 Tentara Anak Rekrutan Houthi Yaman Tewas di Medan Perang
Sebuah laporan PBB menyebutkan hampir 2.000 anak-anak yang direkrut oleh pemberontak Houthi Yaman telah tewas terbunuh di medan perang.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah laporan PBB menyebutkan anak-anak telah dibujuk terjun di medang perang untuk melawan pemerintah Yaman.
Hampir 2.000 anak-anak yang direkrut oleh pemberontak Houthi Yaman tewas di medan perang.
Houthi telah mendapatkan komponen kunci untuk sistem senjata dari perusahaan-perusahaan di Timur Tengah, Eropa dan Asia.
Dalam laporan tahunan kepada Dewan Keamanan yang diedarkan pada Sabtu (29/1/2022), para ahli PBB mengatakan telah menemukan bukti bahwa Houthi menggunakan beberapa kamp dan sebuah masjid untuk menyebarkan ideologi.
Mereka merekrut anak-anak untuk melawan pemerintah Yaman yang diakui secara internasional, yang didukung oleh pemerintah yang dipimpin Saudi.
"Anak-anak diinstruksikan untuk meneriakkan slogan Houthi 'matilah Amerika, matilah Israel, kutuk Yahudi, kemenangan bagi Islam'," kata empat anggota panel ahli, sebagaimana diberitakan oleh Al Jazeera.
“Di satu kamp, anak-anak berusia 7 tahun diajari membersihkan senjata dan menghindari roket,” sambungnya.
Baca juga: Kirim Pesan ke Ukraina, Rusia: Tidak Ingin Perang, Tapi Tak akan Biarkan Kepentingan Kami Diabaikan
Baca juga: PBB Kutuk Serangan Udara di Penjara Yaman, Tewaskan Lebih dari 70 Orang
Panel tersebut mengatakan menerima daftar 1.406 anak-anak yang direkrut oleh Houthi yang tewas di medan perang pada tahun 2020.
Sementara, 562 tentara anak terbunuh antara Januari dan Mei 2021.
“Mereka berusia antara 10 dan 17 tahun,” kata para ahli.
Sebagian besar dari mereka terbunuh di Amran, Dhamar, Hajjah, Hodeidah, Ibb, Saada dan Sanaa.
Para ahli mengecam penggunaan tentara anak dalam konflik tujuh tahun dan meminta semua pihak "untuk menahan diri dari menggunakan sekolah, kamp musim panas dan masjid untuk merekrut anak-anak".
Mereka merekomendasikan untuk menjatuhkan sanksi kepada mereka yang melakukannya.
Melanggar embargo senjata