Nenek 103 Tahun Meninggal Usai Terima Vaksin Covid-19 Dosis Keempat, Singapura Lakukan Investigasi
Singapura melakukan investigasi terhadap kematian nenek berusia 103 tahun, setelah keliru diberi dosis keempat vaksin Covid-19.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Nenek berusia 103 tahun di Singapura meninggal setelah keliru diberi dosis keempat vaksin Covid-19.
Dia menerima vaksin pada 13 Desember 2021 dan meninggal pada 10 Januari 2022.
Kementerian Kesehatan (MOH) Singapura melakukan investigasi untuk mengetahui apakah dia meninggal karena vaksinasi.
Nenek tersebut merupakan penduduk di ECON Healthcare – Chai Chee Nursing Home, diberi dosis keempat oleh tim vaksinasi keliling dari Klinik Medis PanCare pada bulan Desember, lalu.
Dia kemudian meninggal pada bulan berikutnya tepatnya tanggal 10 Januari 2022.
"Warga sebelumnya telah menerima tiga dosis vaksin Covid-19, dan secara keliru diberikan suntikan keempat pada 13 Desember 2021," kata Depkes, seperti dilansir dari CNA.
“Pada 16 Desember 2021, residen dirawat di Rumah Sakit Umum Changi karena pneumonia dan hiponatremia, dan selanjutnya juga didiagnosis menderita stroke,” lanjutnya.
Baca juga: Apakah Orang Positif Covid-19 Penting Tahu Jenis Varian yang Menginfeksi? Ini Penjelasan Satgas
Baca juga: Februari, Australia dan Covax Facility Kirim Bantuan Vaksin untuk Indonesia
“Kematiannya dilaporkan ke koroner, yang memerintahkan otopsi untuk dilakukan. Otopsi menemukan bahwa penyebab utama kematian adalah pneumonia, dengan faktor lain yang berkontribusi adalah infark serebral (atau stroke) dan penyakit arteri koroner, yang merupakan proses penyakit alami yang umum terjadi pada manula."
"Koroner belum menentukan apakah penyebab kematian ini terkait dengan vaksinasi," kata Depkes.
Kementerian menganggap serius insiden ini dan sedang melakukan penyelidikan menyeluruh.
Penyelidikan diharapkan selesai pada Februari.
"Temuan awal kami adalah bahwa vaksin itu diberikan secara keliru karena kemungkinan penyimpangan dalam prosedur vaksinasi dan komunikasi yang buruk antara panti jompo dan penyedia layanan medis yang menangani vaksinasi," katanya.
“Ini adalah kasus pertama dari kesalahan identitas yang mengarah pada kesalahan vaksinasi oleh tim vaksinasi keliling di lebih dari 152.000 vaksinasi hingga saat ini,” ungkapnya.
Dalam sebuah pernyataan, ECON Healthcare Group mengatakan kesalahan ditemukan sekitar lima menit setelah vaksin diberikan.