Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

PM Selandia Baru: Lebih Banyak Varian Covid-19 Muncul pada Tahun Ini

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyampaikan menyampaikan Pemprov Jateng menggandeng Baznas Jateng dalam mengembangkan UKM.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in PM Selandia Baru: Lebih Banyak Varian Covid-19 Muncul pada Tahun Ini
KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo
Ilustrasi Covid-19 Varian Omicron. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, WELLINGTON - Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan bahwa pandemi virus corona (Covid-19) tidak akan berakhir dengan kemunculan varian Omicron saja.

Sehingga Selandia Baru harus mempersiapkan diri untuk menghadapi lebih banyak varian pada tahun ini.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam pidato parlemen pertamanya untuk 2022, pada Selasa waktu setempat.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (8/2/2022), peringatan Ardern ini muncul saat ratusan demonstran berkumpul di luar gedung parlemen di ibu kota negara itu, Wellington.

Baca juga: Tak Peduli Covid-19, Australia Buka Perbatasan untuk Turis Demi Pulihkan Ekonomi

Para demonstran itu menuntut diakhirinya aturan pembatasan Covid-19 dan mandat vaksin.

"Menurut para ahli, Omicron tidak akan menjadi varian terakhir yang akan kita hadapi tahun ini. Ini belum berakhir, tapi bukan berarti kita tidak bisa bergerak maju dan terus membuat kemajuan, dan begitulah kita," kata Ardern kepada anggota parlemen dalam pidato yang disiarkan secara langsung.

Berita Rekomendasi

Perlu diketahui, pemerintahan Ardern telah memberlakukan beberapa aturan pembatasan pandemi terberat di Selandia Baru selama dua tahun terakhir, saat pemerintah berusaha mencegah penyebaran Covid-19.

Kebijakan tersebut diklaim dapat membantu menjaga agar kasus infeksi dan kematian tetap berada pada angka rendah.

Baca juga: Kasus Covid 19 di Kota Padang Bertambah 13

Sebagai sebuah negara berpenduduk 5 juta orang, Selandia Baru sejauh ini memiliki sekitar 18.000 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi dan 53 kematian.

Kebijakan yang diterapkan itu tentu turut membuat marah banyak orang yang terpaksa harus 'tiada akhir' mengisolasi dirinya di rumah.

Bahkan puluhan ribu ekspatriat Selandia Baru terpaksa terputus hubungannya dari keluarga mereka di rumah karena perbatasan yang tetap disegel.

Langkah-langkah tersebut juga telah menghancurkan sektor bisnis yang bergantung pada wisatawan internasional.

Ratusan demonstran anti-vaksin dan anti-pemerintah berkumpul di luar gedung parlemen menuntut diakhirinya semua aturan pembatasan pandemi.

Ini merupakan bagian dari serangkaian protes yang dilakukan selama beberapa bulan terakhir.

Pemerintah Selandia Baru mengatakan pada pekan lalu bahwa negara itu akan membuka kembali perbatasannya ke seluruh dunia secara bertahap hanya pada Oktober 2022.

Saat ini kasus Omicron di negara itu terus mengalami peningkatan sejak beberapa langkah jarak sosial dilonggarkan baru-baru ini.

Selandia Baru mencatat jumlah kasus satu hari terbesar dengan mencapai 243 kasus pada Sabtu lalu.

Ardern mengatakan bahwa puncak Omicron di negara itu bisa terjadi pada Maret mendatang, dengan kasus harian diprediksi berkisar antara 10.000 hingga 30.000.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas