4 Menlu Perempuan Negara Pasifik Bertemu Bahas Keamanan dan Isu Strategis
Menurutnya sangat penting bagi untuk mencegah kawasan ini menjadi sarang persaingan kepentingan yang dapat meningkat menjadi konflik dan kekerasan.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi telah melangsungkan pertemuan virtual dengan para Menlu perempuan dari negara-negara Asia Pasifik, yaitu Australia (Marise Payne), Selandia Baru (Nanaia Mahuta), dan Timor Leste (Adaljiza Magno), Selasa (8/2/2022).
Hal ini ia ungkapkan lewat unggahannya di twitter.
“Senang sekali bisa bergabung dalam 1st Fourway Call dengan rekan-rekan Menlu Perempuan di Pasifik (08/02) Kami membahas isu-isu strategis & keamanan serta upaya pemberdayaan perempuan dalam mengatasi pandemi & mempercepat pemulihan ekonomi,” tulis Retno dalam unggahannya.
Keempat Menlu membahas 4 isu utama, yaitu penanggulangan pandemi Covid-19, penguatan peran perempuan di sektor ekonomi, perkembangan geo-strategis, dan kerja sama terkait agenda Women, Peace, and Security (WPS).
Baca juga: Respons Kemenlu RI Sikapi Kehadiran Dubes Jerman dalam Peresmian Museum Holocaust di Minahasa
Retno mengatakan kawasan Indo-Pasifik seperti 'Royal Rumble' inisiatif strategis.
Menurutnya sangat penting bagi untuk mencegah kawasan ini menjadi sarang persaingan kepentingan yang dapat meningkat menjadi konflik dan kekerasan.
Retno mendorong peran aktif negara-negara Pasifik untuk menjadikan kawasan Indo-Pasifik sebagai kawasan yang damai dan sejahtera.
Antara lain melalui kerja sama di bawah kerangka ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP).
Terdapat empat area kerja sama prioritas dalam kerangka AOIP, yaitu maritim, konektivitas, SDGs, dan kerja sama ekonomi.
Kesemuanya sejalan dengan kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh mayoritas negara Pasifik.
“Saya yakin upaya kita untuk berkontribusi terhadap kawasan Indo-Pasifik yang damai, stabil, dan sejahtera dapat membawa manfaat besar bagi negara-negara di kawasan," ujar Retno.