Viral Mabuk Saat Pidato, Kandidat Presiden Kolombia Minta Maaf dan Mengaku Lelah
Salah satu kandidat calon presiden Kolombia, Gustavo Petro minta maaf setelah kedapatan berpidato di bawah pengaruh minuman keras.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Salah satu kandidat calon presiden Kolombia, Gustavo Petro minta maaf setelah kedapatan berpidato di bawah pengaruh minuman keras.
Dilansir France24, Gustavo Petro mengaku lelah dan jet-lag setelah perjalanan ke Eropa pada minggu sebelumnya.
Ia mengaku tidak mengatur alkohol yang dikonsumsinya sebelum menghadiri acara di Girardot, sebuah kota di barat daya Ibu kota Bogota.
"Saya meminta maaf kepada mereka yang menghadiri acara tersebut, komitmen yang saya janjikan untuk saya hormati meskipun saya lelah," kata Petro di Twitter.
Baca juga: Apa Itu Nord Stream 2 dan Mampukah Presiden Joe Biden Menghentikannya?
Baca juga: 13.000 Orang Tanda Tangani Petisi Tolak Pembangunan IKN, Presiden Diminta Fokus Hadapi Pandemi
Video Petro berpidato dalam kondisi mabuk tersebar luas di media sosial.
Dalam pidatonya, senator yang pernah menjadi anggota kelompok gerilya sayap kiri itu menyatakan:
"Semoga bendera merah dikibarkan kembali, semoga kota ini disebut merah ibu kota Kolombia lagi!"
Dia lalu menyerang pemilih lokal yang mendukung mantan presiden sayap kanan Alvaro Uribe dan kepala negara konservatif saat ini Ivan Duque.
"Bagaimana Anda bisa melakukannya jika Anda memilih Uribe, jika Anda memilih Duque?" katanya, berbicara tiba-tiba dan dengan gerakan tersentak-sentak.
"Kenyataannya adalah kehancuran ekonomi wilayah itu kenyataannya adalah membuat orang-orang Girardot jatuh miskin."
Ini memicu kritikan dan cemoohan dari lawan politik salah satu kandidat capres terkuat itu.
"Beberapa politisi mabuk kekuasaan, yang lain tampaknya sudah melakukannya."
"Bisakah Anda bayangkan seperti apa Petro Gustavo sebagai presiden?" canda kandidat sayap kanan dan loyalis Uribe, Oscar Ivan Zuluaga di Twitter.
"Mereka mengatakan, para pemabuk mengatakan yang sebenarnya," kata senator sayap kanan, Maria Fernanda Cabal.
"Ada keraguan tentang apa yang akan terjadi di Kolombia jika dia menang," lanjutnya.
Baca juga: Tak Mau Lengah, Kolombia Mulai Tegas Tindak Penambang yang Lalai Bayar Pajak Kripto
Baca juga: Otoritas Kolombia Sita 19 Ribu Kelapa Berisi Kokain Cair yang akan Diselundupkan ke Genoa Italia
Petro (61) saat ini memimpin jajak pendapat untuk pemilihan presiden di Kolombia, yang secara historis diperintah oleh sayap kanan.
Putaran pertama akan berlangsung pada 29 Mei mendatang.
Petro, mantan Walikota Bogota yang ditakuti oleh banyak orang kaya Kolombia dan investor asing, mengatakan dia ingin memimpin transisi dari produksi bahan bakar fosil dan menuju ekonomi berbasis pengetahuan yang digerakkan oleh pariwisata.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)