Swiss akan Melarang Penggunaan Hewan sebagai Objek Penelitian: Kejam dan Tidak Perlu
Swiss akan melakukan pemungutan suara terkait larangan hewan sebagai objek penelitian. Dokter menyebut penelitian pada hewan adalah kejam.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Tiara Shelavie

TRIBUNNEWS.COM - Para peneliti Swiss menggalang dukungan untuk menggelar referendum pelarangan tes medis pada hewan, Minggu (13/2/2022).
Jika disetujui, maka Swiss akan menjadi negara pertama yang melarang hewan sebagai objek penelitian.
Dilansir VOI, lebih dari 550.000 hewan mati dalam tes laboratorium pada tahun 2020 di Swiss, menurut statistik pemerintah.
Angka itu termasuk 400.000 tikus dan tikus, hampir 4.600 anjing, 1.500 kucing, dan 1.600 kuda. Primata, sapi, babi, ikan, dan burung juga dibunuh selama dan setelah eksperimen
Baca juga: Swiss Longgarkan Aturan Pembatasan, Berharap Covid-19 Segera Jadi Endemik
Baca juga: Peneliti Swiss Uji Coba Vaksin Covid-19 Yang Ditempelkan di Kulit, Hasilkan Kekebalan Jangka Panjang
"Ini kejam dan tidak perlu bereksperimen pada hewan dan saya yakin kita dapat mengembangkan obat tanpa itu," kata Renato Werndli, seorang dokter dari Swiss timur laut yang meluncurkan inisiatif di bawah sistem demokrasi langsung Swiss.
Larangan itu diperkirakan tidak akan berlalu.
Sektor farmasi telah memperingatkan bahwa langkah itu akan menghentikan pengembangan obat-obatan baru dan memaksa perusahaan dan peneliti untuk pindah ke luar negeri.
Swiss dikenal sebagai salah satu negara besar di bidang farmasi.
"Kita seharusnya tidak mengeksploitasi hewan untuk tujuan egois kita sendiri," kata Werndli.
Dia menambahkan bahwa metode penelitian seperti biochip, chip kecil yang menampung sejumlah besar reaksi biokimia, simulasi komputer atau microdosing manusia lebih efektif daripada pengujian hewan.
Kelompok lobi farmasi Interpharma mengatakan sektor tersebut, yang mencakup perusahaan seperti Roche dan Novartis, menyumbang 9 persen dari ekonomi Swiss termasuk efek tidak langsung, dan menghasilkan hampir setengah dari ekspor Swiss.
Interpharma telah memimpin oposisi industri, mengatakan proposal itu akan menghancurkan jika diadopsi.
"Penelitian obat, studi klinis di rumah sakit dan penelitian dasar di universitas, tidak akan mungkin lagi," kata CEO Interpharma Rene Buholzer.
Bos perusahaan farmasi mengatakan larangan pengujian hewan dapat menyebabkan kedaluwarsa obat baru.