Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PM Kishida: Semua Orang Kecuali Turis Asing Sudah Bisa Masuk Jepang Mulai Maret

Semua orang sudah bisa memasuki Jepang mulai Maret 2022, pelajar atau pun pemagang dan pengusaha (tujuan bisnis).

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in PM Kishida: Semua Orang Kecuali Turis Asing Sudah Bisa Masuk Jepang Mulai Maret
Richard Susilo
PM Jepang Fumio Kishida saat jumpa pers malam ini (17/2/2022) 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO -  Semua orang sudah bisa memasuki Jepang mulai Maret 2022, kecuali turis. Pelajar atau pun pemagang dan pengusaha (tujuan bisnis) serta tujuan lain selain turis diperbolehkan masuk ke Jepang.

"Semua orang pada prinsipnya sudah bisa masuk Jepang kembali mulai Maret kecuali turis," papar PM Jepang Fumio Kishida malam ini (17/2/2022)

Terpenting, tambahnya, semua harus mengikuti peraturan yang ada dibuat pemerintah.

"Terutama pengundang dari Jepang harus bertanggungjawab sepenuhnya atas orang yang masuk ke Jepang, termasuk antisipasi corona, vaksinasi dan sebagainya," tambahnya.

Tanggungjawab terbesar akan disasarkan kepada penanggungjawab atau sponsor dari Jepang yang akan mengundang datang orang tersbeut ke Jepang.

"Bahkan kalau dari negara yang tingkat infeksi rendah dan sudah divaksinasi dua kali, dan negatif infeksi, bisa saja tanpa karantina masuk Jepang nantinya. Namun kini pada umumnya karantina akan diturunkan menjadi 3 hari apabila telah vaksinasi 2 kali dan dari negara yang tingkat infeksinya rendah," jelasnya lagi.

Berita Rekomendasi

Hari Kamis ini (17/2/2022)  PM Kishida juga bertemu Ketua Ikatan Medis Jepang Toshio Nakagawa.

"Mempertimbangkan situasi yang parah dari agen pengirim tenaga medis, pemerintah nasional telah menaikkan honor  pengiriman untuk staf perawat yang dikirim sebesar 1,5 kali menjadi 8.280 yen per jam. Kami mohon pengertian dan kerjasamanya," papar PM Kishida.

Demikian pula tentang promosi transfer rumah sakit dan penerimaan transportasi darurat akan mendapat perhatian besar pemerintah Jepang.

Bahkan jika jumlah orang yang terinfeksi mulai berkurang, tingkat penggunaan tempat tidur akan terus meningkat untuk sementara waktu, tambahan 1000 tempat tidur baik di Osaka maupun di Tokyo.

 Penting bagi institusi medis lain untuk aktif menerima pasien yang dipulangkan lebih awal agar rumah sakit basis pendukung corona bisa fokus menangani orang dengan gejala yang lebih parah.

Selain itu, mengingat semakin banyaknya kasus transportasi darurat yang sulit, juga menjadi masalah untuk mengamankan tempat tidur untuk menerima sementara.

"Mengenai pengamanan tempat tidur baru untuk tujuan ini, kami akan menyediakan dana dukungan baru sebesar 4,5 juta yen per tempat tidur untuk memperkuat dukungan. Kami menantikan kerjasama lebih lanjut antara institusi medis di wilayah ini."

Terakhir, ada pembicaraan tentang penguatan sistem medis di fasilitas untuk lansia.

"Selain kenaikan harga satuan untuk pengiriman tenaga medis yang saya sebutkan tadi, sehingga mereka yang terinfeksi di fasilitas untuk orang tua dan yang sakit ringan dan tidak perlu dirawat di rumah sakit dapat dirawat dengan tenang di fasilitas yang tersedia. Kami akan meningkatkan subsidi untuk biaya tambahan dari maksimum 150.000 yen menjadi 300.000 yen per orang perawatan medis di fasilitas tersebut. Hal tersebut  akan memungkinkan untuk memperkuat sistem medis, jadi kami meminta kerja sama dari masing-masing institusi medis."

PM Kishida juga  ingin terus mengatasi situasi saat ini dengan kerjasama yang erat dengan tenaga medis di lapangan.

"Kami dengan tulus meminta kerja sama kalangan medis agar  berkelanjutan dengan baik," tekan PM Kishida lagi.

Penanganan penyakit, vaksinasi dan pengobatan corona banyak diperbincangkan kelompok pecinta Jepang. Mau bergabung kirimlah email ke: info@tribun.in

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas