Perang di Depan Mata, Wali Kota Kyiv Memohon Bantuan kepada AS untuk Bertahan dari Rusia
Wali Kota Kyiv, ibu kota Ukraina, Vitali Klitschko meminta bantuan kepada Amerika Serikat dan Jerman atas ancaman invasi Rusia.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
TRIBUNNEWS.COM - Wali Kota Kyiv, ibu kota Ukraina, Vitali Klitschko meminta bantuan kepada Amerika Serikat dan Jerman atas ancaman invasi Rusia.
Pada penutupan Konferensi Keamanan Munich, Jumat (18/2/2022), Wali Kota Vitali Klitschko bicara kepada Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken dan Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock soal kemungkinan serangan dari Moskow.
Klitschko mengatakan, Kyiv membutuhkan senjata pertahanan untuk melindungi kotanya dari kekuatan Rusia.
"Kami siap bertarung, kami siap membela keluarga kami, negara bagian kami, kota kami, warga kami - kami membutuhkan dukungan," katanya, dikutip dari Fox News.
Orang nomor satu di ibu kota Ukraina ini sebelumnya berterima kasih atas dukungan dan bantuan dari berbagai negara, namun menurutnya itu belum cukup.
Baca juga: KBRI Kyiv: Kondisi Ukraina Relatif Kondusif dan Tidak Ada Panic Buying, WNI Diminta Waspada
Baca juga: Joe Biden Tetap Yakin Rusia Bakal Menyerbu Ukraina: Bisa Hitungan Hari atau Beberapa Pekan
"Kami tidak bisa membela negara kami," tambah Klitschko.
Blinken mengingatkan Klitschko bahwa AS sudah menggelontorkan bantuan pertahanan senilai USD 650 juta dan berjanji akan terus mendampingi Ukraina dan NATO.
"Ada pengakuan yang berkembang bahwa apa yang terjadi di Ukraina penting dan terutama bagi Ukraina, tetapi itu juga penting bagi semua orang di dunia," kata Blinken.
"Yang dipertaruhkan adalah prinsip-prinsip yang lebih besar yang merupakan dasar dari seluruh tatanan internasional yang didirikan setelah dua Perang Dunia dan Perang Dingin, prinsip-prinsip dasar yang diperlukan untuk menjaga perdamaian dan keamanan."
"Kami akan terus melakukan segala yang kami bisa untuk Anda, dengan Anda dan dengan mitra kami," tambah Blinken.
Sementara itu, Menlu Jerman Annalena Baerbock memberikan jawaban yang berbeda.
Ia mengaku bersimpati dengan konflik dua negara, namun menyatakan bahwa Jerman berkomitmen untuk tidak memberikan bantuan pertahanan kepada Ukraina.
Berbeda dengan sekutu NATO lainnya, Jerman menolak memberikan senjata ke Kyiv di tengah konfliknya dengan Moskow.
Diketahui, Rusia membangun militernya yang berjumlah sekitar 150.000 personel di sepanjang perbatasan Ukraina.
Keputusan Jerman sempat mendapat kecaman dari Ukraina bulan lalu karena mengirimkan peralatan militer berupa helm yang menurut Klitschko tidak memadai.
Diketahui Berlin mengirimkan 5.000 helm militer ke Kyiv.
Bantuan ini disebut Duta Besar Ukraina untuk Berlin Andriy Melnyk, hanya sebagai isyarat simbolis di saat Ukraina membutuhkan peralatan untuk ratusan ribu tentara.
"Perilaku pemerintah Jerman membuat saya tidak bisa berkata-kata," kata Wali kota Kyiv kepada outlet berita lokal pada Januari lalu menurut laporan Reuters.
"Kementerian pertahanan tampaknya belum menyadari bahwa kita dihadapkan dengan pasukan Rusia yang diperlengkapi dengan sempurna yang dapat memulai invasi lain ke Ukraina kapan saja."
"Dukungan macam apa yang akan dikirim Jerman selanjutnya? Bantal?" Klitschko bertanya.
Jerman menolak mengirim bantuan pertahanan dan berpendapat bahwa hal itu dapat memprovokasi Rusia untuk menyerang Ukraina.
Biden Yakin Rusia akan Menginvasi Ukraina
Presiden AS, Joe Biden menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin telah memutuskan untuk menyerang Ukraina dalam hitungan hari, Jumat (18/2/2022).
Dilansir Reuters, hal ini diungkapkan Biden setelah kelompok separatis yang didukung Moskow mengatakan kepada warga sipil untuk meninggalkan wilayah menggunakan bus.
Sirine peringatan berbunyi di Donetsk dan Luhansk, Ukraina pada Jumat setelah para pemimpin kelompok separatis mengumumkan evakuasi ke Rusia.
"Kami memiliki alasan untuk percaya bahwa pasukan Rusia berencana dan berniat untuk menyerang Ukraina dalam minggu mendatang, dalam beberapa hari mendatang," kata Biden di Gedung Putih, menambahkan bahwa Kyiv akan menjadi target.
"Sampai saat ini, saya yakin dia telah membuat keputusan," tambahnya.
Baca juga: Joe Biden Beri 3 Ancaman pada Rusia jika Memulai Invasi, Ketegangan di Ukraina Semakin Meningkat
Baca juga: Pentagon Ogah Tanggapi Laporan Evakuasi Warga Donbass ke Rusia
Pada Jumat malam, intelijen militer Ukraina mengatakan pasukan khusus Rusia telah menanam bahan peledak di fasilitas infrastruktur sosial di Donetsk, dan mendesak warga untuk tinggal di rumah.
Layanan Keamanan Federal Rusia tidak segera membalas permintaan komentar.
Mengutip koresponden di lapangan, kantor berita Rusia kemudian melaporkan bahwa dua ledakan menghantam Luhansk, salah satu kota utama di Republik Rakyat Luhansk yang memisahkan diri, dan bagian dari pipa gas di daerah itu terbakar.
Beberapa jam setelah pengumuman evakuasi, sebuah jip meledak di luar gedung pemerintah pemberontak di Kota Donetsk.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.