Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Putin Instruksikan Penjabat Menteri Darurat untuk Atur Tempat Penampungan bagi Pengungsi Donbass

Putin menginstruksikan untuk memberikan bantuan ke wilayah selatan Rostov, di tengah gelombang masuk pengungsi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Endra Kurniawan
zoom-in Putin Instruksikan Penjabat Menteri Darurat untuk Atur Tempat Penampungan bagi Pengungsi Donbass
AFP/ALEXEY NIKOLSKY
Presiden Rusia Vladimir Putin. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat (18/2/2022) kemarin, menginstruksikan Kementerian Situasi Darurat (EMERCOM) untuk memberikan bantuan ke wilayah selatan Rostov, di tengah gelombang masuk pengungsi yang belum pernah terjadi sebelumnya yang datang dari Ukraina Timur.

Pernyataan ini disampaikan Juru bicara Gedung Kremlin, Dmitry Peskov.

Dikutip dari laman Sputnik News, Sabtu (19/2/2022), sebelumnya pada hari itu, Gubernur Wilayah Rostov Vasily Golubev meminta bantuan Putin karena jumlah pengungsi yang tiba di Rusia dari Donbass telah mencapai rekor, di tengah peningkatan tajam aksi penembakan.

"Putin mengadakan percakapan telepon dengan penjabat Kepala EMERCOM, Chupriyan Alexander, dan memerintahkannya untuk segera terbang ke wilayah Rostov untuk mengatur dan menciptakan kondisi akomodasi bagi para pengungsi, penyediaan makanan panas dan kebutuhan lainnya, termasuk perawatan medis," kata Peskov.

Baca juga: Militer Inggris Bagikan Peta Invasi Putin Untuk Menyerang Ukraina

Sementara itu, kantor pers pemerintah Rusia mengatakan bahwa semua pengungsi dari DPR dan LPR yang memproklamirkan diri 'merdeka dari Ukraina' itu akan menerima pembayaran satu kali 10.000 rubel atau setara 129,5 dolar Amerika Serikat (AS) dalam bantuan darurat.

Ketegangan di sekitar wilayah Ukraina memang telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir, dengan AS dan Uni Eropa (UE) mengklaim bahwa Rusia sedang merencanakan 'invasi' ke Ukraina.

Berita Rekomendasi

Namun Rusia, pada gilirannya, telah berulang kali membantah tuduhan itu.

Dalam beberapa hari terakhir, situasi di jalur kontak antara Ukraina dan republik yang memproklamirkan diri 'merdeka dari Ukraina' yakni Donetsk dan Lugansk telah menjadi tegang, dengan situasi terakhir mengklaim Ukraina telah meningkatkan serangan.

Lonjakan ketegangan pun terjadi saat Rusia mulai menarik pasukannya dari perbatasan Ukraina ke lokasi penempatan permanen mereka setelah melakukan latihan militer.

Baca juga: Kanselir Jerman Tolak Tes PCR Rusia Sebelum Bertemu Putin

Kendati demikian, AS dan sekutunya terus mendorong narasi 'invasi' dan menegaskan bahwa Rusia 'pada kenyataannya' mengirim lebih banyak pasukan ke perbatasan Ukraina.

Sejak November lalu, Rusia menilai negara Barat telah 'menjadi kompor' dalam ketegangan di sekitar Ukraina, dengan klaim yang konsisten bahwa Rusia berencana untuk menyerang negara tetangganya itu.

Rusia pun telah membantah tudingan rencana untuk menyerang Ukraina, dan menekankan bahwa keamanannya sendiri justru terancam oleh kehadiran NATO yang meningkat di dekat perbatasan Rusia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas