Konflik Ukraina, Desa di Donetsk Dibiarkan Tanpa Listrik, Stasiun Pompa Utama Penyuplai Air Rusak
Menurut perwakilan DPR di JCCC, Desa Vasilyevka, tempat stasiun pompa itu berada, kini dibiarkan tanpa listrik dan air
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, DONETSK - Kantor perwakilan Republik Rakyat Donetsk (DPR) di Pusat Pengendalian dan Koordinasi Gabungan untuk gencatan senjata (JCCC) mengatakan bahwa pasukan Ukraina telah menembaki Desa Vasilyevka, melepaskan empat mortir 82 milimeter (mm).
Perlu diketahui, DPR telah memproklamirkan diri 'merdeka dari Ukraina', bersamaan dengan Republik Rakyat Lugansk (LPR).
Dikutip dari laman Sputnik News, Minggu (20/2/2022), stasiun pompa Vasilyevsky, yang menyediakan air untuk penduduk di kedua sisi jalur kontak Donbass, telah rusak akibat penembakan yang diklaim dilakukan oleh pasukan Ukraina.
Menurut perwakilan DPR di JCCC, Desa Vasilyevka, tempat stasiun pompa itu berada, kini dibiarkan tanpa listrik dan air.
Kantor perwakilan DPR di JCCC telah melaporkan bahwa pasukan keamanan Ukraina menembakkan empat mortir 82 mm ke desa itu.
Baca juga: Ukraina Perkuat Ekonomi dengan Legalkan Peredaran Bitcoin
"Kami menerima informasi operasional tentang kerusakan pada stasiun pompa Vasilyevsky. Akibat penembakan itu, transformator No. 2 terbakar, stasiun pompa Jalur Air Donbass Selatan dihentikan, dan pemukiman Vasilyevka dibiarkan tanpa listrik. Karena dengan penutupan stasiun pompa Vasilyevsky, Stasiun Penyaringan Donetsk dipindahkan ke pasokan air cadangan," kata DPR dalam sebuah pernyataan kepada JCCC.
Sebelumnya pada Jumat kemarin, kepemimpinan DPR dan LPR mengumumkan dimulainya evakuasi massal warga ke wilayah Rostov Rusia.
Hal itu karena kekhawatiran terhadap serangan skala penuh yang diklaim dilakukan oleh pasukan Ukraina.
Wanita, anak-anak dan orang tua pun berada di urutan pertama dalam daftar kelompok yang dievakuasi.
Hingga Sabtu pagi, lebih dari 6.600 orang, termasuk 2.500 anak-anak, telah dievakuasi dari DPR sedangkan wilayah itu berencana memindahkan sekitar 700.000 orang ke tempat yang aman.
Juru bicara Kementerian Darurat LPR mengatakan pada Sabtu waktu setempat ada sekitar 25.000 penduduk LPR yang telah melintasi perbatasan Rusia, melarikan diri dari eskalasi kekerasan di Donbass.
Ia menambahkan bahwa saat ini sedang dibentuk pula tiga konvoi tambahan dengan total membawa 10.000 pengungsi.