NATO akan Aktifkan 40.000 Tentara Kemungkinan untuk Bantu Ukraina Hadapi Serangan Militer Rusia
Langkah pertama sekarang adalah mengaktifkan NATO Response Force NRF, yang dapat berjumlah hingga 40.000 tentara.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, BRUSSELS - NATO kemungkinan turun tangan membantu Ukraina membendung serangan militer Rusia.
North Atlantic Treaty Organization (NATO) merupakan organisasi pertahanan dan keamanan di kawasan Atlantik Utara yang meliputi negara-negara Eropa, Amerika Serikat dan Kanada.
Untuk itu NATO segera menambah pasukan darat, laut, dan udara serta senjata berat pada di sayap timur di dekat Ukraina dan Rusia.
Keputusan itu diambil setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan serangan militer di Ukraina.
“Kami mengerahkan pasukan pertahanan darat dan udara tambahan ke bagian timur aliansi, serta aset maritim tambahan,” kata jajaran duta besar negara anggota NATO dalam sebuah pernyataan, seperti dilaporkan Associated Press, Kamis (24/2/2022).
Baca juga: Begini Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dengan Ukraina
Baca juga: UPDATE: 40 Warga Ukraina Meninggal Akibat Serangan Militer Rusia, Korban Diprediksi Terus Bertambah
“Kami meningkatkan kesiapan pasukan kami untuk menanggapi semua kemungkinan. Kami telah memutuskan, sejalan dengan perencanaan pertahanan untuk melindungi semua sekutu. Kami mengambil langkah-langkah tambahan untuk lebih memperkuat pencegahan dan pertahanan di seluruh aliansi,” kata jajaran utusan negara anggota NATO tersebut.
“Langkah-langkah kami adalah dan tetap preventif, proporsional dan tidak meningkatkan ketegangan.”
Negara-negara yang paling dekat dengan konflik, Estonia, Latvia, Lituania dan Polandia, meminta konsultasi langka berdasarkan Pasal 4 perjanjian pendiri NATO, yang dapat diluncurkan ketika “integritas teritorial, kemerdekaan politik atau keamanan salah satu pihak (NATO) terancam. ”
“Kami telah memutuskan, sejalan dengan perencanaan pertahanan kami melindungi semua sekutu, mengambil langkah-langkah tambahan untuk lebih memperkuat pencegahan dan pertahanan di seluruh Aliansi,” kata utusan tersebut.
“Langkah-langkah kami adalah dan tetap preventif, proporsional dan tidak meningkat.”
Sementara beberapa dari 30 negara anggota NATO memasok senjata, amunisi, dan peralatan lainnya ke Ukraina.
NATO sebagai sebuah organisasi tidak melakukan hal tersebut serta menyatakan tidak akan meluncurkan aksi militer apa pun untuk mendukung Ukraina, yang merupakan mitra dekat tetapi tidak memiliki prospek untuk bergabung.
Estonia, Latvia, dan Lituania, bagaimanapun, dalam pernyataan bersama mengatakan,
“Kami perlu segera menyediakan senjata, amunisi, dan segala jenis dukungan militer lainnya kepada Ukraina untuk mempertahankan diri, termasuk bantuan dan dukungan ekonomi, keuangan dan politik, serta bantuan kemanusiaan."
“Tanggapan paling efektif terhadap agresi Rusia adalah persatuan,” tulis Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas di Twitter.
“Agresi Rusia merupakan ancaman bagi seluruh dunia dan semua negara NATO.”
Kallas menyerukan langkah-langkah untuk memastikan pertahanan Sekutu NATO.
NATO mulai meningkatkan pertahanannya di Eropa timur laut setelah Rusia mencaplok Semenanjung Krimea Ukraina pada tahun 2014.
Saat ini NATO memiliki sekitar 5.000 tentara dan peralatan yang ditempatkan di kawasan Eropa Timur dekat Ukraina.
Sekarang telah diperkuat dengan pasukan dan peralatan dari beberapa negara dalam beberapa bulan terakhir.
Langkah pertama sekarang adalah mengaktifkan NATO Response Force NRF, yang dapat berjumlah hingga 40.000 tentara.
Sebuah brigade darat yang dapat dikerahkan dengan cepat, yang merupakan bagian dari NRF sudah dalam siaga penuh, terdiri dari sekitar 5.000 tentara dan dijalankan oleh Prancis bersama Jerman, Polandia, Portugal, dan Spanyol.
Beberapa anggota NATO juga mengirim pasukan, pesawat dan kapal perang ke wilayah Laut Hitam, dekat sekutu Bulgaria, Rumania dan Turki.
Pentagon juga menempatkan hingga 8.500 tentara Amerika Serikat dalam siaga penuh.
Sehingga mereka akan siap untuk dikerahkan jika diperlukan untuk meyakinkan sekutu lainnya.
Sejarah Terbentuknya NATO
Pasca Perang Dunia II, mulai muncul organisasi-organisasi militer tingkat regional dan global, salah satunya adalah NATO.
North Atlantic Treaty Organization (NATO) merupakan organisasi pertahanan dan keamanan di kawasan Atlantik Utara yang meliputi negara-negara Eropa, Amerika Serikat dan Kanada.
Gagasan perumusan NATO dicetuskan oleh Inggris dan Perancis yang khawatir akan ketegangan politik pada awal Perang Dingin.
Amerika Serikat dan negara-negara Eropa khawatir akan adanya ambisi ekspansi Uni Soviet di Eropa Timur.
Pembentukan NATO
Proses pembentukan NATO berawal dari perjanjian Dunkirk 1947 antara Inggris dan Perancis. Pada perkembangannya, perjanjian tersebut berkembang hingga memiliki anggota mayoritas di Eropa Barat.
Pada tahun 4 April 1949, Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Belgia, Belanda, Luksemburg, Kanada, Italia, Portugal, Islandia, Denmark, dan Norwegia menandatangani pembentukan NATO di Washington, Amerika Serikat.
Dilansir dari situs resmi NATO, hingga kini NATO memiliki jumlah anggota sebanyak 30 negara di Eropa dan Amerika Utara. Struktur organisasi NATO terdiri Delegasi NATO dan Dewan Perwakilan Militer.
Terdapat empat prinsip dasar organisasi NATO, yaitu:
- Demokrasi, dalam menjalankan organisasi, NATO menerapkan sistem yang demokratis dalam setiap pengambilan keputusan.
- Kebebasan, NATO berkomitmen untuk menghargai seluruh kebebasan negara-negara anggota.
- Solidaritas, NATO selalu menjaga solidaritas untuk negara-negara anggota dalam menghadapi permasalahan.
- Translantik link, membentuk hubungan keamanan antara negara-negara kawasan Atlantik Utara.
Pada perkembangannya, NATO memiliki partner countries untuk bekerja sama dalam menghadapi tantangan dan permasalahan pertahanan dan keamanan internasional.
Partner countries merupakan negara-negara dan organisasi internasional yang bekerja sama dengan NATO dengan status sebagai non-anggota.
Tujuan NATO
Pada masa Perang Dingin, NATO merupakan organisasi pertahanan yang kontra dengan Pakta Warsawa.
Dalam buku Sejarah Eropa: Dari Eropa Kuno hingga Eropa Modern (2012) karya Wahjudi Djaja, pembentukan NATO pada awalnya bertujuan untuk membendung pengaruh komunisme di negara-negara kawasan Atlantik Utara.
Selain itu, terdapat beberapa tujuan lainnya, yaitu:
- Menciptakan situasi aman dan damai di kawasan Atlantik Utara.
- Melindungi negara-negara Eropa dan Amerika Utara dari pengaruh komunisme.
- Berperan aktif dalam upaya menciptakan perdamaian dunia.
- Saling peduli dan membantu permasalahan pertahanan dan keamanan negara anggota NATO.
Sumber: AP/Kompas.TV /Kompas.com