Facebook Batasi Akses Media Rusia Monetisasi Iklan
Facebook telah membatasi akses kemampuan media pemerintah Rusia untuk mendapatkan uang atau memonetisasi dan mengelola iklan di platform miliknya.
Penulis: Hari Darmawan
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Imbas dari konflik Rusia dan Ukraina, Facebook pun melakukan tindakan dengan melarang pemerintah Rusia mengelola iklan di platform miliknya.
Menurut laporan dari Al Jazeera pada Minggu (27/2/2022), Facebook telah membatasi akses kemampuan media pemerintah Rusia untuk mendapatkan uang atau memonetisasi dan mengelola iklan di platform miliknya.
Kepala kebijakan keamanan raksasa media sosial Nathaniel Gleicher menyebutkan, bahwa pihaknya telah melarang media pemerintah Rusia menjalankan iklan atau monetasi di platform manapun di dunia.
Baca juga: Invasi Rusia ke Ukraina Rusak Persiapan Chelsea Jelang Lawan Liverpool di Final Carabao Cup
Pembatasan ini dilakukan karena pemerintah Rusia menyebut akan membatasi layanan Facebook setelah menolak perintah pihak berwenang untuk berhenti menggunakan pemeriksa fakta dan label peringatan konten.
Pihak berwenang meminta Facebook untuk menghentikan pemeriksaan fakta independen dan pelabelan konten yang di posting di Facebook oleh empat organisasi media milik Rusia.
Juru Bicara Meta Nick Glegg menyebutkan, bahwa pihaknya menolak hal tersebut. Karena Facebook saat ini menjadi front dalam invasi Rusia ke Ukraina yang menyimpan informasi yang terkadang menyesatkan atau pemantauan real-time.
Regulator Rusia juga menuduh bahwa Facebook itu menyensor dan melanggar hak-hak warga negaranya, dan akhirnya membatasi akses Facebook di Rusia.
Baca juga: Di Tengah Ketegangan Rusia-Ukraina, Korea Utara Kembali Tembakkan Rudal
Dampak dari perang antara Rusia dan Ukraina juga bukan hanya pada dibatasinya akses teknologi dan media sosial, bahkan meliputi dunia penerbangan.
Baru-baru ini Pemerintah Inggris melarang maskapai Aeroflot untuk masuk ke wilayahnya, menyusul adanya sanksi yang dijatuhkan oleh Perdana Menteri Boris Johnson kepada Rusia.
Menurut laporan situs Mirror pada, maskapai Aeroflot yang menjadi sponsor tim sepakbola Manchester United ini dijatuhi sanksi setelah Rusia menyatakan perang terhadap Ukraina.
Aeroflot sudah menjadi sponsor tim Manchester United sejak 2013, tetapi setelah Rusia menyatakan perang dengan Ukraina hubungan itu sepertinya akan berakhir.
Perjanjian kerja sama antara Manchester United dengan Aeroflot sebetulnya berakhir pada 2023 atau musim panas nanti.
Kemudian pada kabar terbaru, CEO baru Manchester United yaitu Richard Arnold yang menggantikan Ed Woodward dikabarkan tidak akan memperbarui perjanjian kerja sama dengan Aeroflot.
Baca juga: Pemerintah Rusia Batasi Warganya untuk Mengakses Twitter
Dalam melakoni laga Liga Champions ke Atletico Madrid, United diketahui tidak menggunakan maskapai Aeroflot untuk melakukan perjalanan.
United memilih menggunakan maskapai asal Inggris yaitu Titan untuk membawa para pemain ke Atletico Madrid. Ini menjadi pertanda bahwa United akan mengganti Aeroflot dengan maskapai lain.
Alasan United tidak menggunakan maskapai Aeroflot, karena mewaspadai potensi kerusakan citra dan daya tarik komersial klub jika terus dikaitkan dengan Aeroflot.
Pemerintah Amerika Serikat juga memutuskan untuk mengeluarkan sanksi terhadap perusahaan-perusahaan Rusia, termasuk melarang Aeroflot memasuki negara itu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.