Polisi Jepang Dukung Mantan Anggota Kelompok Gengster Membuka Rekening Bank
Bagi anggota yakuza yang telah mengundurkan diri dari keanggotaan Yakuza, mereka dapat dibantu untuk membuka rekening bank.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kepolisian Jepang membuka diri untuk membantu para mantan anggota kelompok gengster Jepang (Yakuza) dalam hal pembukaan rekening bank.
Hal ini dimaksudkan untuk mempercepat pelemahan kelompok yakuza.
Seperti diketahui, UU Anti Yakuza melarang semua anggota yakuza membuka rekening bank.
Namun bagi anggota yakuza yang telah mengundurkan diri dan telah disosialisasikan kembali ke masyarakakat, setelah penilaian polisi, mereka dapat dibantu untuk membuka rekening bank.
Seorang mantan kepala seksi penanggulangan gangster Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo, Kiyoji Nakabayashi (78) mengungkapkan hal tersebut baru-baru ini.
"Dalam beberapa kasus, organisasi memberi tahu anggota, orang tersebut bahkan tidak dapat membuka rekening meskipun berhenti, dan mencegah penarikan. Tetapi tidak diragukan lagi kini bahwa dukungan pemerintah akan mendorong penarikan atau pelemahan yakuza dengan memungkinkan eks yakuza membuka rekening bank," kata Kiyoji Nakabayashi yang mendukung pemulihan eks yakuza kembali ke masyarakat.
Baca juga: Perayaan Ulang Tahun Ke-80 Pimpinan Yakuza Terbesar di Jepang Yamaguchigumi Berlangsung Sederhana
Terungkap bahwa Badan Kepolisian Nasional menginstruksikan polisi prefektur pada tanggal 1 Februari 2022 untuk mendukung mantan anggota yakuza membuka rekening tabungan untuk mendukung reintegrasi mantan anggota yang putus dengan kelompok kejahatan terorganisir.
Pada hari yang sama, Badan Jasa Keuangan juga diminta menginformasikan kepada lembaga keuangan.
Tujuannya adalah untuk mempercepat penarikan dari organisasi dan melemahkan para gangster.
Ketika seorang anggota mengajukan permohonan untuk membuka rekening, lembaga keuangan menolak untuk membukanya berdasarkan "Klausul Pengecualian Boryokudan (yakuza)".
Selain itu, banyak lembaga keuangan telah membuat database "kekuatan antisosial" mereka sendiri, dan jika mereka terdaftar dalam database, bahkan mantan anggota pun sering ditolak kontrak pembukaan rekening bank.
Ada laporan kasus di mana mantan anggota tidak dapat membuka rekening, dan tidak dapat mentransfer gaji, menarik sewa, atau membuat kontrak ponsel, yang menghambat reintegrasi mereka ke dalam masyarakat.
Oleh karena itu, kepolisian Jepang telah memutuskan langkah-langkah dukungan untuk pembukaan rekening kali ini.
Jika ditentukan bahwa orang yang keluar dari gangster telah menemukan pekerjaan di perusahaan sponsor yang mempekerjakan mantan anggota dan telah putus dari organisasi melalui wawancara, polisi akan menghubungi lembaga keuangan untuk menjelaskannya.
Atau anggota staf dari Center for Promotion of Violence Expulsion milik pihak kepolisian Jepang, akan menjelaskan kepada pihak badan keuangan/finansial Jepang.
Hal itu akan memungkinkan mantan anggota yakuza bisa kembali membuka rekening banknya.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif melalui aplikasi zoom terus dilakukan bagi warga Indonesia secara aktif dengan target belajar ke sekolah di Jepang.
Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.