Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Apa itu SWIFT? Sanksi yang Disebut Bisa Menghancurkan Ekonomi Rusia Sekaligus Hentikan Perang

Negara-negara barat telah menyepakati untuk memberikan sanksi kepada Rusia dengan memblokir bank dari SWIFT.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Apa itu SWIFT? Sanksi yang Disebut Bisa Menghancurkan Ekonomi Rusia Sekaligus Hentikan Perang
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Sistem (proses) Swift di dunia perbankan/finansial Rusia diputus sejak Minggu (27/2/2022). 

Masyarakat dan koperasi bank menggambarkan posisinya netral secara politik dan telah menolak permintaan untuk mengeluarkan Rusia dari jaringan. Namun, SWIFT, yang tergabung dalam hukum Belgia, terikat oleh aturan Belgia dan UE, yang mencakup sanksi ekonomi.

Gottfried Leibbrandt, mantan Kepala SWIFT, mengatakan kepada forum Financial Times pada tahun 2021 bahwa meskipun jaringan secara teknis independen, Amerika Serikat menikmati kekuatan sanksi yang efektif, karena lebih dari 40% aliran pembayaran dalam dolar AS.

Harga Komoditas Rusia Meroket, Termasuk Emas 

Analis pasar modal Hans Kwee mengatakan, ketika Rusia memulai serangan ke Ukraina, terjadi kenaikan beberapa komoditas utama dunia. 

Aluminium dan nikel meroket di dekat level tertinggi multi-tahun, di mana Rusia memproduksi sekira 6 persen aluminium dunia dan 7 persen dari nikel dunia. 

Kemudian, paladium naik lebih dari 5 persen mendekati tingkat tertinggi enam bulan, didorong kekhawatiran pukulan terhadap pasokan dari produsen utama Rusia.

Baca juga: 40 Persen Gas Alam Eropa Dipasok Rusia, Ini Jalurnya

"Emas juga menguat di atas level kunci 1.900 dolar Amerika Serikat (AS) setelah Ukraina mengumumkan keadaan darurat. Rusia adalah produsen emas terbesar ketiga di dunia," ujar Hans dalam risetnya, Senin (28/2/2022). 

BERITA TERKAIT

Lebih lanjut, Nornickel raksasa tambang Rusia, merupakan produsen utama paladium dan platinum, di mana keduanya digunakan dalam catalytic converter untuk membersihkan asap knalpot mobil. 

Rusia memproduksi 2,6 juta troy ounce paladium tahun lalu, atau 40 persen dari produksi tambang global, dan 641.000 ounce platinum, atau sekitar 10 persen dari total produksi tambang.

Baca juga: Invasi Rusia ke Ukraina Tewaskan 352 Warga Sipil, Termasuk 14 Anak-anak

Sementara, gandum berjangka Chicago melesat ke puncak lebih dari sembilan tahun, dan jagung mencapai level tertinggi baru delapan bulan karena ancaman pasokan. 

"Selain itu, kedelai berjangka reli ke puncak sembilan setengah tahun. Ada ancaman pasokan minyak bunga matahari, sehingga berpotensi meningkatkan permintaan bagi minyak nabati lainnya, termasuk soyoil," pungkas Hans.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas