Dua Oligarki Rusia Serukan Agar Perang di Ukraina Segera Diakhiri
Miliarder asal Rusia, Mikhail Fridman dan Oleg Deripaska menyerukan untuk diakhirinya perang di Ukraina.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Miliarder asal Rusia, Mikhail Fridman dan Oleg Deripaska menyerukan untuk diakhirinya perang di Ukraina.
Dikutip dari situs CNN, Selasa (1/3/2022) Fridman, yang lahir di Ukraina barat, menulis dalam sebuah surat bahwa dia ingin "pertumpahan darah berakhir."
"Orang tua saya adalah warga negara Ukraina dan tinggal di Lviv, kota favorit saya. Tetapi saya juga telah menghabiskan sebagian besar hidup saya sebagai warga negara Rusia, membangun dan mengembangkan bisnis. Saya sangat terikat dengan orang-orang Ukraina dan Rusia dan melihat konflik saat ini sebagai tragedi bagi mereka berdua," tulis Fridman.
Baca juga: Imbas Sanksi Global, Rusia Hentikan Peluncuran Roket Soyuz dari Spaceport Eropa
Menurut Indeks Miliarder Bloomberg, Fridman adalah ketua Alfa Group, konglomerat swasta yang beroperasi terutama di Rusia dan negara-negara bekas Soviet yang mencakup produksi perbankan, asuransi, ritel, dan air mineral. Fridman memiliki kekayaan bersih 11,4 miliar dolar AS.
Miliarder itu juga ketua Alfa Bank, perusahaan jasa keuangan terbesar keempat di Rusia dan bank swasta terbesarnya. Pekan lalu, Alfa Bank juga terkena sanksi dari AS.
Seruan Fridman untuk perdamaian digaungkan oleh Deripaska, seorang miliarder yang kaya raya di bisnis aluminium.
"Perdamaian sangat penting. Negosiasi harus dimulai sesegera mungkin!" Deripaska mengatakan hari Minggu dalam sebuah posting di Telegram.
Baca juga: Para Ahli Sebut Kripto Tidak akan Menyelamatkan Rusia dari Sanksi
Sebelumnya, Oligarki Rusia menghadapi kekacauan ekonomi dan hukuman dari Barat setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan pasukannya ke Ukraina pekan lalu.
Amerika Serikat dan sekutunya termasuk Inggris telah menanggapi dengan menargetkan orang-orang kaya yang dekat dengan Kremlin untuk diberikan sanksi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.