Rusia Tuduh Militer Ukraina Gunakan Warga Sipil Sebagai Tameng
Militer Rusia juga mengeklaim angkatan udaranya mendominasi langit Ukraina saat invasi Rusia memasuki hari kelima.
Editor: Hasanudin Aco
Wagner Group sendiri diyakini dimiliki oleh Yevgeny Prigozhin, seorang pebisnis Rusia yang dekat dengan Presiden Vladimir Putin.
Sebelumnya, The New York Times telah melaporkan kelompok tentara bayaran Wagner telah tiba di wilayah separatis Donetsk dan Luhansk. Mereka tiba dengan pakaian sipil.
Menurut laporan The New York Times, tentara bayaran ini tiba dari Libya dan Suriah. Kemudian mereka mendarat di Krimea sebelum memasuki kawasan Donbass.
The Times menyebut kelompok Wagner ditugaskan Kremlin untuk membunuh Zelensky. Mereka dijanjikan hadiah berjumlah besar untuk misi ini.
Informasi tentang misi pembunuhan itu dilaporkan diterima pemerintah Ukraina pada Sabtu (26/2) pagi waktu setempat. Setelah itu, pemerintah memberlakukan jam malam selama 36 jam di Kiev untuk “membersihkan unit penyabot Rusia”.
Isu sabotase pasukan Rusia telah beredar sejak awal invasi. Rusia diklaim menerjunkan pasukan yang menyamar dengan baju sipil atau tentara Ukraina untuk masuk ke kota.
Rusia sendiri diketahui juga menggunakan tentara bayaran ketika menganeksasi Krimea pada 2014 lalu.
Menurut laporan The New York Times, tujuan penerjunan tentara bayaran ke medan di Ukraina saat ini masih menjadi topik perdebatan.
Seorang pejabat Eropa yang berbicara ke media itu menyebut tentara bayaran digunakan untuk sabotase dan menggelar operasi bendera palsu agar terlihat seolah-olah militer Ukraina menyerang target sipil.
Akan tetapi, seorang pejabat lain menyebut kehadiran tentara bayaran ditujukan untuk melengkapi pasukan separatis. Tentara bayaran digunakan agar pasukan terlihat seperti “pejuang lokal”.
Pertempuran antara pasukan Rusia dan Ukraina berlanjut hingga Senin (28/2). Hari ini, pasukan Rusia dilaporkan semakin mendesak ke Kiev.
Sumber: AFP/The Times/Kompas.com