Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

80.000 Warga Ukraina Pulang dari Luar Negeri Angkat Senjata untuk Lawan Rusia

80.000 warganya telah pulang dari luar negeri untuk bergabung dalam perang melawan Rusia.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
zoom-in 80.000 Warga Ukraina Pulang dari Luar Negeri Angkat Senjata untuk Lawan Rusia
AFP/SERGEY BOBOK
Pemandangan alun-alun di luar balai kota Kharkiv yang rusak pada 1 Maret 2022, hancur akibat penembakan pasukan Rusia. - Alun-alun pusat kota kedua Ukraina, Kharkiv, ditembaki oleh pasukan Rusia yang menyerang gedung pemerintah setempat, kata gubernur regional Oleg Sinegubov. Kharkiv, kota yang sebagian besar berbahasa Rusia di dekat perbatasan Rusia, memiliki populasi sekitar 1,4 juta. (Photo by Sergey BOBOK / AFP) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, KIEV - Kementerian Dalam Negeri Ukraina mengatakan 80.000 warganya telah pulang dari luar negeri untuk bergabung dalam perang melawan Rusia.

Dikutip dari laman Al Jazeera, Rabu (2/3/2022), dalam sebuah postingan Telegram, kementerian itu menyampaikan sebagian besar orang yang kembali ini adalah laki-laki.

Mereka kini telah bergabung dengan barisan militer dan pasukan pertahanan teritorial lainnya.

Baca juga: 4 Warga Ukraina Tewas dalam Serangan Rusia di Zhytomyr

Sementara itu sebelumnya Badan pengungsi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yakni UNHCR menyebut ada lebih dari 660.000 orang telah meninggalkan Ukraina.

"Lebih dari 660.000 orang, kebanyakan wanita dan anak-anak, telah meninggalkan Ukraina ke negara-negara tetangga sejak Rusia menginvasi," kata UNHCR.

Juru bicara UNHCR Shabia Mantoo mengatakan dalam jumpa pers di Jenewa, Swiss bahwa ada laporan tentang orang-orang yang menunggu hingga 60 jam untuk bisa memasuki Polandia.

Baca juga: Hari ke-6 Invasi Rusia ke Ukraina: AS Sebut Pasukan Putin Kehabisan Bahan Bakar dan Makanan

Berita Rekomendasi

Sementara antrean di perbatasan Rumania mencapai 20 km atau 12 mil.

Perlu diketahui, Rusia melancarkan operasi militer di Ukraina pada akhir Februari ini, menyusul permintaan bantuan yang diajukan Republik Donbass.

Pandangan umum ini menunjukkan balai kota Kharkiv yang rusak pada 1 Maret 2022, hancur akibat penembakan pasukan Rusia. - Alun-alun pusat kota kedua Ukraina, Kharkiv, ditembaki oleh pasukan Rusia yang menyerang gedung pemerintah setempat, kata gubernur regional Oleg Sinegubov. Kharkiv, kota yang sebagian besar berbahasa Rusia di dekat perbatasan Rusia, memiliki populasi sekitar 1,4 juta. (Photo by Sergey BOBOK / AFP)
Pandangan umum ini menunjukkan balai kota Kharkiv yang rusak pada 1 Maret 2022, hancur akibat penembakan pasukan Rusia. - Alun-alun pusat kota kedua Ukraina, Kharkiv, ditembaki oleh pasukan Rusia yang menyerang gedung pemerintah setempat, kata gubernur regional Oleg Sinegubov. Kharkiv, kota yang sebagian besar berbahasa Rusia di dekat perbatasan Rusia, memiliki populasi sekitar 1,4 juta. (Photo by Sergey BOBOK / AFP) (AFP/SERGEY BOBOK)

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa operasi itu hanya menargetkan infrastruktur militer Ukraina saja dan tidak menargetkan penduduk sipil.

Tidak hanya itu, kementerian tersebut juga menegaskan bahwa Rusia tidak memiliki rencana untuk menduduki Ukraina dan bahwa tujuan operasinya adalah untuk menyelamatkan penduduk sipil dari genosida, serta membebaskan Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Lugansk (LPR) melalui demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas