Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mahasiswa asal Nigeria dan India Mengaku Alami Perlakuan Rasis di Perbatasan Ukraina

Warga pendatang mengalami perlakuan rasis ketika berada di perbatasan Ukraina dan Polandia.

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Nuryanti
zoom-in Mahasiswa asal Nigeria dan India Mengaku Alami Perlakuan Rasis di Perbatasan Ukraina
AFP/WOJTEK RADWANSKI
Pengungsi dari Ukraina berbaris untuk masuk ke Polandia melalui penyeberangan perbatasan di Medyka, di Polandia timur pada 28 Februari 2022. Warga pendatang mengalami perlakuan rasis ketika berada di perbatasan Ukraina dan Polandia. 

TRIBUNNEWS.COM - Invasi Rusia ke Ukraina masih berlangsung hingga mengakibatkan warga lokal Ukraina dan pendatang mengungsi ke negara tetangga seperti Polandia.

Terdapat sekitar 500 ribu pengungsi yang telah berpindah ke beberapa negara di Eropa.

Namun selama perjalanan mengungsi, terdapat cerita tidak mengenakan.

Warga pendatang mengalami perlakuan rasis ketika berada di perbatasan Ukraina dan Polandia.

Salah satunya adalah mahasiswa kedokteran tahun pertama asal Nigeria bernama Rachel Onyegbule.

Ia dibiarkan terlantar di Kota Sheyni yang berjarak sekitar 400 mil atau 643 km dari Ibu Kota Ukraina, Kyiv.

Dikutip dari CNN, ia bersama dengan para pendatang lainnya telah membeli tiket bis untuk menuju perbatasan Ukraina dan Polandia.

Baca juga: Ingin Kurangi Serangan Rusia ke Ukraina, Turki Larang Kapal Perang Lintasi Bosphorus dan Dardanelles

Berita Rekomendasi

Namun Rachel dan para pekerja tidak berhak untuk menaiki bus tersebut karena hanya diperuntukan bagi warga negara Ukraina.

“Lebih dari 10 bus datang dan kita melihat seluruh bus tersebut pergi. Kita melihat mereka menaikan penumpang yang merupakan warga negara Ukraina.”

“Namun mereka menyuruh kita untuk berjalan kaki dan mengatakan tidak ada lagi bus yang akan lewat.” jelas Rachel.

Selain itu, Rachel menceritakan dirinya sangat kedinginan dan belum tidur selama invasi Rusia ke Ukraina.

“Tubuhku mati rasa karena kedinginan dan kita belum tidur sekitar empat hari. Penduduk Ukraina sudah seharusnya memprioritaskan warga pendatang asal Afrika.

“Hanya saja tidak perlu untuk kita bertanya alasannya. Kita tahu alasannya. Aku hanya ingin pulang,” ujar Rachel.

Baca juga: Konvoi Besar Pasukan Rusia Bergerak Menuju Ibu Kota Ukraina Sepanjang 64 Km

Perlakuan rasis juga dialami oleh mahasiswa kedokteran tahun keempat asal India, Saakshi Ijantkar.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas