Rumah Sakit Kanker Anak Ukraina di Tengah Invasi Rusia: Kami Tidak Tahu Bagaimana Bertahan Hidup
Di bangsal bawah tanah rumah sakit anak-anak Chernihiv, pasien berjuang melawan kanker di tengah kota mereka dikelilingi pasukan Rusia.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi

Semangat masyarakat membuat mereka tetap bertahan, dengan apotek dan toko-toko lain menyumbang untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit secara gratis.
Tetapi beberapa kebutuhan sudah kekurangan pasokan, terutama obat penghilang rasa sakit.
"Ketika orang sakit kanker, mereka membutuhkan banyak obat penghilang rasa sakit, dan kami memiliki masalah dengan morfin dan obat lain," kata Zosimenko.
"Misalnya rumah sakit onkologi di Chernikiv, mereka hanya memiliki delapan ampul morfin atau obat penghilang rasa sakit lainnya," lanjut dia.
Rumah sakit memang sebelumnya tidak dipersiapkan dengan baik untuk perang.
Tempat berlindung dalam kondisi yang mengerikan.
Sehingga, orang-orang sakit harus tidur di sana, dan dihantui Covid-19 yang jadi menambah masalah mereka.
Baca juga: Invasi Rusia ke Ukraina Bisa Mendorong Cina Invasi Taiwan?
Jadi mereka tidur di lantai pertama dan berlari ke bawah setiap kali ada serangan udara.
"Semua orang lelah, terutama staf medis, mereka tidak tidur secara normal selama seminggu terakhir, hanya dua atau tiga jam," kata Zosimenko.
Ada tekanan ekstra pada dokter dan perawat karena beberapa staf tinggal di rumah bersama keluarga mereka.
Hal tersebut bisa dipahami semua orang.
Bagi mereka pasien dan orang yang tinggal mencoba memperbaiki kondisi di ruang bawah tanah, memplester dinding, mengatur pencahayaan, dan beberapa tempat tidur.
Zosimenko telah tergerak oleh semangat kemanusiaan yang luar biasa pada saat tekanan kuat terjadi.
Setiap kali dia pergi mencari persediaan ke toko bahan bangunan dan apotek atau supermarket, semuanya memberikannya secara gratis.