Balas Sanksi dari Amerika, Rusia Berhenti Pasok Mesin Roket Buatannya
Membalas sanksi ekonomi yang dilayangkan AS, pemerintah Rusia menyatakan berhenti memasok mesin roket buatannya untuk Amerika Serikat dan sekutunya.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM – Membalas sanksi ekonomi yang dilayangkan AS, pemerintah Rusia menyatakan berhenti memasok mesin roket buatannya untuk Amerika Serikat dan sekutunya.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh kepala badan antariksa Roscosmos Rusia, Dmitry Rogozin, pada Kamis (3/3/2022).
Langkah ini diambil, setelah Amerika dan negara barat lainnya memblokir perbankan Rusia dari sistem pembayaran global SWIFT. Akibat sanksi ini, rubel mata uang Rusia anjlok hingga 9,1 persen ke angka 110 per dolar.
Baca juga: Dampak Sanksi Mulai Dirasakan Rusia, Apple Pay Tak Bisa Digunakan, Ada Pembatasan di Supermarket
"Dalam situasi seperti ini kami tidak dapat memasok Amerika Serikat dengan mesin roket terbaik dunia kami. Biarkan mereka terbang dengan sesuatu yang lain, sapu mereka, saya tidak tahu apa," jelas Rogozin.
Dilansir dari CNA, Rusia diketahui telah lama menjalin kerjasama dengan Amerika dalam membangun stasiun luar angkasa ISS. Bahkan sejak tahun 1990-an, Rusia telah membantu AS memenuhi kebutuhan mesin RD-180 untuk pembuatan roket Nasa
Sejauh ini sebanyak 122 mesin telah disalurkan Rusia ke AS. Pasokan tersebut sengaja dikirimkan guna membantu badan antariksa Amerika, Nasa dalam menggerakkan kendaraan peluncuran Atlas.
Baca juga: Perlawanan Rusia soal Sanksi FIFA dan UEFA Dimulai, RFU Ajukan Banding ke CAS
Namun karena AS melayangkan sanksi ekonomi, membuat Rusia memutus semua pasokan mesin roket buatannya,. Bahkan Rogozin juga berencana untuk menghentikan layanan servis mesin roket buatan negaranya ke AS, tercatat hingga kini setidaknya masih ada 24 roket milik AS yang harus diperbaiki oleh pihak Roscosmos.
Tak hanya Amerika, Rusia diketahui turut menangguhkan kerja samanya dengan Uni Eropa dalam Peluncuran Roket Soyuz dari pelabuhan antariksa Kourou di Guyana Prancis. Langkah ini diambil Rusia setelah sebelumnya UE ikut melayangkan sanksi terhadap negara pimpinan Vladimir Putin tersebut.
Inggris juga tak luput terkena imbas dari ganasnya Rusia. Belakangan pemerintah Rusia menuntut perusahaan satelit Inggris OneWeb agar tidak menggunakan satelit buatan Roscosmos Rusia untuk kegiatan militer Inggris. Tak tanggung-tanggung Rusia juga menangguhkan bandara luar angkasa buatanya, Baikonur Cosmodrome yang terletak di Kazakhstan.
Rogozin menambah, adanya pemutusan kerja sama ini selain dimaksudkan untuk membalas sanksi AS dan barat, juga untuk memfokuskan Rusia dalam membangun pesawat ruang angkasa dengan tujuan ganda guna memperkuat pertahanan militer negara beruang merah tersebut selama berlangsungnya invasi.