Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Duta Besar Rusia: Kami tidak Ingin Orang Ukraina Melihat Rusia Sebagai Musuh, Ini tidak Normal

Pemerintah Rusia menjamin warga sipil Ukraina bisa tinggal dengan aman dan nyaman dengan tidak ikut menjadi bagian dari pemerintah Kiev.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Duta Besar Rusia: Kami tidak Ingin Orang Ukraina Melihat Rusia Sebagai Musuh, Ini tidak Normal
Tribunnews/Jeprima
Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Georgievna Vorobieva dalam sesi wawancara khusus dengan Tribun Network di Rumah Dinas Duta Besar Rusia, Jakarta Selatan, Kamis (3/3/2022). Pada wawancara tersebut, Lyudmila Georgievna Vorobieva menyatakan bahwa Rusia menghormati keputusan sejumlah negara yang menjatuhkan sanksi ekonomi terhadap Negeri Beruang Merah. Tribunnews/Jeprima 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perang dunia ketiga menjadi ancaman nyata bagi dunia menyusul ketegangan militer Rusia dengan Ukraina.

Duta Besar Rusia Lyudmila Georgievna Vorobieva mengatakan pihaknya tidak berharap perang dunia ketiga betul-betul terjadi.

"Kami tidak ingin ada korban jiwa lagi dalam operasi militer khusus ini. Kami hanya ingin Ukraina menjadi tetangga yang baik bagi Rusia," kata Lyudmila saat wawancara di kediaman Kedubes Rusia, Jakarta, Kamis (3/3/2022).\

Pemerintah Rusia menjamin warga sipil Ukraina bisa tinggal dengan aman dan nyaman dengan tidak ikut menjadi bagian dari pemerintah Kiev.

Dalam perspektifnya, rencana Ukraina menjadi bagian dari NATO menjadi ancaman bagi keamanan Rusia dalam jangka panjang.

"Operasi militer adalah upaya terakhir untuk mencegah perang yang lebih besar terjadi," imbuh Lyudmila.

Selengkapnya lanjutan wawancara eksklusif Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra dengan Duta Besar Rusia Lyudmila Georgievna Vorobieva:

Berita Rekomendasi

Apa opini Anda mengenai aksi demonstrasi yang dilakukan masyarakat Rusia yang meminta stop war?

Itu adalah reaksi normal yang dilakukan setiap orang. Perang merupakan tragedi. Masyarakat Rusia memahami peperangan melanggar hukum global. Setiap keluarga menjadi korban dari perang.

Anda tahu saya akan mengatakan mungkin beberapa orang tidak tahu banyak tentang politik.

Dan tentu saja, orang memiliki hak untuk mengekspresikan perasaan mereka, tetapi saya dapat meyakinkan mayoritas orang Rusia mendukung Presiden Putin. Itu karena kami menginginkan perdamaian.

Kami ingin hidup damai dan menjaga stabilitas dengan negara tetangga yang baik. Kami tidak ingin orang Ukraina melihat Rusia sebagai musuh. Ini tidak normal apalagi kalau harus terjadi selamanya.

Dan jika Anda ingin menyalahkan seseorang atas apa yang terjadi, Anda harus menyalahkan Washington, Brussel dan Kiev yang melakukannya.

Negara Barat tidak ada upaya untuk mengubah Ukraina menjadi lebih baik. Mereka ingin Ukraina seperti kata Presiden Putin menjadi anti-Rusia.

Apa yang pemerintah Rusia harapkan dari pemerintah Indonesia untuk membantu menyelesaikan konflik ini?

Kami melihat Indonesia sebagai teman baik sejak lama. Kita mempunyai hubungan tradisional yang bagus sejak rezim Presiden Soekarno. Bahkan lagu Rayuan Pulau Kelapa di translate menggunakan bahasa Rusia.

Saat Presiden Soekarno mengunjungi Rusia, lagu Rayuan Pulau Kelapa menjadi soundtrack dari documentary kunjungan kerja beliau. Itulah sebabnya orang-orang Rusia mengetahui betul isi soal lagu tersebut.

Baca juga: Negara G7 Termasuk Jepang Kembali Mengutuk Rusia atas Pengeboman Fasilitas Nuklir Ukraina

Kondisi itu mencerminkan sentimen sangat hangat yang dimiliki orang-orang Rusia terhadap Asia, dan tentu saja, kami berharap situasi ini tidak akan mempengaruhi hubungan baik ini.

Kami selalu melihat tren positif hubungan Rusia dengan Indonesia apalagi perdagangan kami tumbuh hingga 40 persen.

Bagaimana reaksi pemerintah Rusia menghadapi sanksi ekonomi dari negara-negara barat?

Kami memiliki tingkat ketahanan cukup tinggi untuk menghadapi sanksi ekonomi dari negara barat. Bahkan kami sudah menerima sanksi tersebut sejak 2014.

Presiden Obama pernah mengatakan ekonomi kami akan lebih baik. Tetapi hal itu tidak pernah terjadi. Tahun lalu di masa pandemi ekonomi kami berdasarkan Gross Domestic Product (GDP) sebesar empat persen.

Dan tentu saja, kami pikir sanksi yang diberikan mereka itu tidak sah. Menurut kami sanksi yang diberikan negara-negara barat berlebihan.

Karena dengan sanksi ini, mereka tidak hanya mencoba untuk menyakiti Rusia, tetapi mereka juga melukai diri mereka sendiri Eropa sangat bergantung pada Rusia untuk energi minyak dan gas.

Anda lihat apa yang terjadi dengan harga dunia sekarang. Mereka tidak berpikir secara logis.

Setelah dijatuhkan sanksi di tahun 2014, ekonomi Rusia harus beradaptasi dan bahkan kami tidak cukup dalam penyediaan produk makanan.

Kami kemudian membuat pusat agrikultur, pemerintah sangat serius mengembangkan sektor ini.

Sekarang kalau anda pergi ke pameran Rusia ada begitu banyak produk makanan yang diproduksi di Rusia dan lebih murah dan kualitas lebih baik.

Anda juga pasti tahu siapa pengekspor gandum terbesar di dunia.

Apakah saat ini masih ada keluarga Anda yang berada di Ukraina?

Setelah ayah saya meninggal belum lama ini. Sudah tidak ada lagi yang tinggal di sana. Jarak Rusia ke Ukraina tidak jauh mungkin hanya sejauh Jakarta ke Yogyakarta.

Kami memiliki sedikit perbedaan tapi pada dasarnya kami satu rumpun. Jadi kami ingin perdamaian dan stabilitas dipulihkan di Ukraina. Kami tidak ingin orang ukraina melihat kami sebagai musuh kami.

Kami tidak merasa bahwa ada ancaman yang datang dari Rusia. Dan sekali lagi jika ingin menyalahkan seseorang yaitu salahkan pengaruh Barat. Negara-negara Barat yang mencoba mengubah Ukraina menjadi anti-Rusia.

Apa yang bisa Anda jelaskan mengenai munculnya ledakan kota Kiev hari ini dan kemarin?

Saya tidak memiliki wawasan cukup luas karena bukan bagian dari militer. Tetapi saya mencoba mengutip pernyataan Menteri Pertahanan Rusia bahwa pasukan militer di luar Kiev menjadi sasaran senjata dari Ukraina.

Kita juga tahu fakta bahwa pemerintah Kiev memiliki akun YouTube, banyak penjahat yang dibebaskan dari penjara. Kita tahu bahwa Angkatan Darat Ukraina menggunakan warga sipil untuk dijadikan tameng mereka.

Baca juga: Rangkuman Hari ke-9 Invasi Rusia ke Ukraina: Serang PLTN di Zaporizhzhya hingga Terjadi Kebakaran

Seperti yang saya katakan, kami tidak menargetkan warga sipil. Kami ingin menyelamatkan lebih banyak warga sipil bahkan orang militer.

Jika mereka siap untuk meletakkan senjata mereka dan menyerah. Mereka bisa kembali ke keluarga mereka. Mereka tidak akan dianiaya.

Kami tidak ingin ada korban jiwa lagi dalam operasi militer khusus ini. Kami hanya ingin Ukraina menjadi tetangga yang baik bagi Rusia.

Pemerintah Rusia menjamin warga sipil Ukraina bisa tinggal dengan aman dan nyaman dengan tidak ikut menjadi bagian dari pemerintah Kiev.

Kami tidak menginginkan perang ini terjadi. Kami menginginkan perdamaian dan operasi militer adalah upaya terakhir untuk mencegah perang yang lebih besar terjadi.

Karena apa yang kami lihat di Ukraina, merupakan ancaman bagi keamanan kami dan dalam jangka panjang, ancaman bagi keamanan Eropa.

Kami tidak ingin ini terjadi. Kami menggunakan cara diplomatik selama bertahun-tahun. Kami meminta Barat untuk bersikap realistis. Mereka tidak mau. (Tribun Network/Reynas Abdila)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas