Putin Klaim 13.000 hingga 14.000 Warga Tewas di Donbass Sejak 2014
Presiden Rusia Vladimir Putin pada Sabtu kemarin mengatakan bahwa 13.000 hingga 14.000 warga sipil Republik Donbass telah tewas sejak 2014 lalu.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Sabtu kemarin mengatakan bahwa 13.000 hingga 14.000 warga sipil di Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Lugansk (LPR) yang disebut Republik Donbass telah tewas sejak 2014 lalu.
"Apa yang akan saya katakan mungkin terdengar kasar. Namun situasi memaksa saya untuk mengatakan dengan lantang apa yang baru saja terjadi pada saya. Seperti yang mungkin anda dengar, anjing-anjing liar akhir-akhir ini mulai menyerang orang-orang di berbagai daerah, beberapa terluka, bahkan menjadi kasus yang mematikan," kata Putin.
Baca juga: 8 Elite Rusia yang Dikenai Sanksi Termasuk Keluarganya, Ada Juru Bicara hingga Sekutu Dekat Putin
Baca juga: Negosiator Ukraina Denis Kireev Tewas Ditembak, Diduga Berkhianat Bocorkan Informasi ke Rusia
Dikutip dari laman TASS, Minggu (6/3/2022), ia kemudian menjelaskn bahwa pada titik tertentu, orang mulai meracuni dan menembak 'hewan-hewan ini'.
Putin menekankan bahwa 'hewan-hewan liar adalah masalah yang terpisah dan otoritas lokal berkewajiban untuk mengatasinya'.
"Sekarang dengarkan ini, orang-orang Donbass BUKAN hewan liar. Namun, mereka adalah 13.000-14.000 warga yang telah terbunuh di sana selama bertahun-tahun. Lebih dari 500 anak telah terbunuh atau lumpuh," tegas Putin.
Ia pun meyakini bahwa apa yang dianggap sangat tidak dapat ditoleransi oleh Rusia adalah apa yang disebut oleh negara Barat sebagai hal yang 'beradab'.
Menurutnya, Barat lebih memilih untuk tidak memperhatikan hal ini selama 8 tahun.
"Selain itu, pihak berwenang di Ukraina akhir-akhir ini mulai mengatakan bahwa mereka tidak akan menerapkan perjanjian Minsk.
"Mereka telah mengatakannya selama ini di TV dan di Internet, di mana-mana. Mereka menyatakan di depan umum 'kami tidak menyukainya, kami tidak akan melakukannya'," jelas Putin.
Sementara itu, Rusia terus dituduh gagal mengimplementasikan perjanjian.
"Tapi itu omong kosong, itu tidak masuk akal. Mereka berpendapat bahwa putih itu hitam dan hitam itu putih," pungkas Putin.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.