Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Rusia Lanjutkan Serangan, Evakuasi 200 Ribu Warga dari Kota Mariupol Ukraina Gagal

ICRC atau Palang Merah Internasional membutuhkan jaminan keamanan yang memuaskan agar dapat beroperasi mengevakuasi warga.

Editor: Willem Jonata
zoom-in Rusia Lanjutkan Serangan, Evakuasi 200 Ribu Warga dari Kota Mariupol Ukraina Gagal
WOJTEK RADWANSKI / AFP
Pengungsi dari Ukraina berkumpul untuk naik bus dari perbatasan di Medyka ke Przemysl, Polandia timur pada 28 Februari 2022. 

TRIBUNNEWS.COM - Rusia terus melancarkan serangan ke berbagai kota di Ukraina. Termasuk di Kota Mariupol.

Akibat serangan tersebut, upaya mengevakuasi warga sipil gagal.

Demikian disampaikan oleh seorang pejabat Ukraina, seperti diberitakan Kompas.com mengutip Associated Press (AP).

Menurut otoritas militer Ukraina pada Minggu (6/3/2022) pagi, evakuasi dari kota pelabuhan Mariupol dijadwalkan akan dimulai pada siang hari waktu setempat (10 pagi GMT) selama gencatan senjata lokal pukul 10.00 pagi hingga 21.00 malam.

Penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina, Anton Gerashchenko mengatakan evakuasi yang direncanakan di sepanjang koridor kemanusiaan yang ditentukan dihentikan karena serangan yang sedang berlangsung.

Baca juga: Susah Payah Warga Irpin Ukraina Mengungsi, Lari di Tengah Pemboman Tentara Rusia

"Tidak boleh ada 'koridor hijau' karena hanya otak orang Rusia yang sakit yang memutuskan kapan harus mulai menembak dan kepada siapa," katanya di Telegram, dikutip dari Associated Press (AP).

Evakuasi Kota Mariupol dan Kota Volnovakha sebelumnya pernah diagendakan juga pada Sabtu (5/3/2022), setelah Rusia mengumumkan gencatan senjata.

Berita Rekomendasi

Tapi, evakuasi di Kota Mariupol akhirnya gagal karena pasukan Rusia disebut justru melanjutkan serangan.

Pasukan Rusia menjebak penduduk Kota Mariupol di bawah lebih banyak penembakan dan pemboman udara oleh pasukan Rusia.

Komite Internasional Palang Merah (ICRC), juga mengungkap bahwa jalur aman warga sipil dari Kota Mariupol di timur Ukraina yang terkepung telah “dihentikan" pada Minggu untuk hari kedua berturut-turut.

Baca juga: Rusia Siap Berikan Balasan Keras untuk Inggris, Buntut Sanksi Ekonomi hingga Bantu Ukraina

"Di tengah pemandangan penderitaan manusia yang menghancurkan di Mariupol, upaya kedua hari ini untuk mulai mengevakuasi sekitar 200.000 orang ke luar kota terhenti," ungkap ICRC, dikutip dari AFP.

"Upaya yang gagal kemarin dan hari ini menggarisbawahi tidak adanya kesepakatan yang terperinci dan berfungsi antara pihak-pihak yang berkonflik," tambahnya.

Petugas pemadam kebakaran memadamkan api di blok apartemen bertingkat tinggi yang dilanda penembakan baru-baru ini di Kyiv pada 26 Februari 2022. - Tentara Ukraina memukul mundur serangan Rusia di ibu kota, kata militer pada 26 Februari setelah Presiden Volodymyr Zelensky yang membangkang bersumpah pro -Negara Barat tidak akan tunduk pada Moskow. Ini dimulai pada hari ketiga sejak pemimpin Rusia Vladimir Putin melancarkan invasi skala penuh yang telah menewaskan puluhan orang, memaksa lebih dari 50.000 orang meninggalkan Ukraina hanya dalam 48 jam dan memicu kekhawatiran akan konflik yang lebih luas di Eropa. (Photo by GENYA SAVILOV / AFP)
Petugas pemadam kebakaran memadamkan api di blok apartemen bertingkat tinggi yang dilanda penembakan baru-baru ini di Kyiv pada 26 Februari 2022. - Tentara Ukraina memukul mundur serangan Rusia di ibu kota, kata militer pada 26 Februari setelah Presiden Volodymyr Zelensky yang membangkang bersumpah pro -Negara Barat tidak akan tunduk pada Moskow. Ini dimulai pada hari ketiga sejak pemimpin Rusia Vladimir Putin melancarkan invasi skala penuh yang telah menewaskan puluhan orang, memaksa lebih dari 50.000 orang meninggalkan Ukraina hanya dalam 48 jam dan memicu kekhawatiran akan konflik yang lebih luas di Eropa. (Photo by GENYA SAVILOV / AFP) (AFP/GENYA SAVILOV)

ICRC menyatakan pihaknya tidak dapat dengan cara apa pun menjadi penjamin kesepakatan gencatan senjata antara para pihak atau pelaksanaannya.

Mereka pun mengkritik kurangnya kesepakatan yang tepat antara pihak-pihak yang bertikai untuk melindungi kehidupan sipil di tengah pelanggaran gencatan senjata.

"Agar perjalanan warga sipil yang aman terjadi dengan tingkat kepercayaan yang diperlukan, para pihak harus sepakat di antara mereka sendiri tidak hanya pada prinsipnya tetapi juga pada detail dan parameter dari kesepakatan evakuasi," ungkap ICRC dengan menekankan netralitasnya.

"Selain itu, ICRC membutuhkan jaminan keamanan yang memuaskan agar dapat beroperasi. Hari ini, tim kami mulai membuka jalur evakuasi dari Mariupol sebelum permusuhan berlanjut," kata organisasi kemanusiaan itu.

Baca juga: Putin Bisa Akhiri Perang Rusia Ukraina, Tapi?

"ICRC siap membantu memfasilitasi upaya lebih lanjut jika para pihak mencapai kesepakatan terperinci, yang hanya dapat dilaksanakan dan dihormati oleh para pihak," ungkap mereka.

Organisasi itu mengingatkan kepada kedua belah pihak bahwa staf, kendaraan, dan bangunan yang berlambang Palang Merah dilindungi di bawah hukum internasional.

ICRC mendesak mereka untuk menghormati hukum humaniter internasional dan untuk melindungi warga sipil dan infrastruktur sipil.

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas