Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mantan Presiden Ukraina Yanukovich Desak Zelenskyy Hentikan Pertumpahan Darah Dengan Cara Apapun

Viktor Yanukovich mendesak Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk menghentikan pertumpahan darah.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Mantan Presiden Ukraina Yanukovich Desak Zelenskyy Hentikan Pertumpahan Darah Dengan Cara Apapun
Aris Messinis / AFP
Seorang prajurit Ukraina menggendong seorang anak sambil membantu orang-orang menyeberangi jembatan yang hancur saat mereka mengevakuasi kota Irpin, barat laut Kyiv, selama pengeboman dan pengeboman besar-besaran pada 5 Maret 2022, 10 hari setelah Rusia melancarkan serangan militer ke Ukraina. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, KIEV - Mantan Presiden Ukraina Viktor Yanukovich mendesak Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk menghentikan pertumpahan darah dengan biaya berapa pun dan cara apapun serta mencapai kesepakatan damai.

"Saya sangat memahami bahwa anda memiliki banyak penasihat, namun secara pribadi anda berkewajiban untuk menghentikan pertumpahan darah dengan cara apapun dan mencapai kesepakatan damai. Ini diharapkan dari anda di Ukraina, Donbass, dan Rusia. Rakyat Ukraina dan mitra anda di Barat akan berterima kasih kepada anda," kata Yanukovich dalam pidatonya.

Dikutip dari laman Sputnik News, Selasa (8/3/2022), ia pun menekankan bahwa dirinya terpaksa meninggalkan negara itu pada 2014 dan ini mengarah pada fakta bahwa pemerintahan baru melancarkan perang di Donbass.

Tindakan 'batalion nasionalis' mengakibatkan 8 tahun penderitaan, 14.000 kematian dan para ibu yang terpaksa menangis.

Baca juga: Konflik Rusia-Ukraina Picu Ketidakstabilan Perdagangan hingga Kegiatan Ekspor China

"Saya ingin mengajukan banding ke Volodymyr Zelenskyy sebagai presiden dan bahkan yang tampak sedikit kebapakan. Anda mungkin bermimpi menjadi pahlawan sejati, tapi kepahlawanan itu tidak mencolok, ini bukan tentang berjuang untuk Ukraina hingga akhir, ini adalah pengorbanan diri, kemenangan atas harga diri dan ambisi demi menyelamatkan nyawa orang," kata Yanukovich.

Di tengah operasi militer khusus Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina, para negosiator kedua negara pun mengadakan pembicaraan damai putaran ketiga di wilayah Brest, Belarus, dekat perbatasan Polandia pada Senin kemarin.

Baca juga: Pengungsi Capai 2 Juta Jiwa, Ukraina Evakuasi Warga Sumy saat Rusia Umumkan Gencatan Senjata

Berita Rekomendasi

Pembicaraan tersebut berlangsung selama hampir tiga jam dan mengikuti dua putaran negosiasi sebelumnya, yang juga diadakan di wilayah Belarus.

Sebelumnya, Rusia memulai operasi militer khusus di Ukraina pada 24 Februari lalu sebagai tanggapan atas permintaan dari Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Lugansk (LPR) yang ingim dibela dalam mempertahankan diri dari serangan intensif pasukan Ukraina.

Rusia mengatakan bahwa tujuan dari operasi khususnya adalah untuk melakukan demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina.

Baca juga: Sempat Menolak, Pemerintah Ukraina Mulai Evakuasi Warga Sipil di Kota Sumy

Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan misi utama dari operasi itu adalah memberikan perlindungan terhadap orang-orang yang telah menjadi sasaran intimidasi dan genosida selama 8 tahun oleh rezim Ukraina.

Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia bahkan mengatakan mereka hanya melakukan serangan presisi tinggi pada infrastruktur militer Ukraina, dan bukan untuk mengancam penduduk sipil.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas