Poseidon, Senjata Pamungkas Putin Jika Akhirnya Harus Perang Habis-habisan Melawan Amerika dan NATO
Sebagai informasi, Rusia memiliki berbagai senjata nuklir taktis di gudang senjatanya, yang dapat dikirim dari platform laut, udara, dan darat.
Penulis: Malvyandie Haryadi
Zhilin, Kepala Pusat Studi Masalah Keamanan Nasional Terapan Publik Universitas Lobachevsky, Rusia, menepis kekhawatiran tentang potensi kerentanan drone terhadap peretas dan cyberterrorist.
“Penampilan drone sekelas ini, tentu saja, membutuhkan banyak tanggungjawab karena dikelola melalui perangkat lunak. Jelas bahwa ada risiko tertentu ketika dalam operasi peretas dapat mencoba mengambil kendali," katanya.
"Tetapi, berbicara dengan insinyur dan desainer kami, saya sampai pada kesimpulan bahwa ada perlindungan besar-besaran terhadap gangguan eksternal,” ujar Zhilin kepada Sputnik Radio seperti The Moscow Times kutip.
Dengan kemampuan Poseidon yang bisa menyelam dalam, Rusia dapat melawan sistem pertahanan rudal AS dan memastikan pencegahan dengan kemampuan serangan kedua.
Rencananya, Rusia mengerahkan 16 drone Poseidon pada gugus tugas tempur Armada Utara.
Dua kapal selam tujuan khusus, Belgorod dan Khabarovsk, akan membawa Poseidon. Kedua kapal selam itu dibangun di Sevmash, Severodvinsk.
Belgorod adalah kapal selam prototipe dari kapal selam bertenaga nuklir kelas-II Oscar. Meluncurkan pada April 2019 dan akan memulai uji coba laut dalam beberapa bulan.
Kapal selam kedua yang membawa Poseidon adalah Khabarovsk. Kapal selam prototipe khusus dari kapal selam rudal balistik generasi keempat Rusia kelas Borei.
Kapal Perang Rusia Diserang di Laut Hitam
Angkatan Bersenjata Ukraina diklaim telah menabrak kapal perang angkatan laut Rusia di Laut Hitam.
Pernyataan ini disampaikan Juru bicara Markas Besar Operasional Administrasi Militer Daerah Odesa, Ukraina, Serhiy Bratchuk, dikutip dari laman Ukrinform, Senin (7/3/2022).
"Kami akan menghancurkan musuh, minus satu kapal perang musuh, musuh menderita kerugian. Kerja bagus, kalian. Kemuliaan bagi Angkatan Bersenjata," kata Bratchuk.
Kendati demikian, markas operasional itu tidak memberikan rincian terkait serangan terhadap kapal perang musuh ini.
"Belum ada konfirmasi apakah itu kapal patroli atau kapal roket, tapi yang pasti minus satu kapal," kata Bratchuk.