Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Mahasiswi Indonesia di Rusia, Akses Google Terblokir hingga Kesulitan Tarik Uang di ATM

Mahasiswi asal Indonesia yang kini berada di Rusia ungkap kesulitan selama invasi terjadi, akui sulit akses internet hingga tak mudah gunakan ATM

Editor: Siti Nurjannah Wulandari
zoom-in Cerita Mahasiswi Indonesia di Rusia, Akses Google Terblokir hingga Kesulitan Tarik Uang di ATM
Kompas.com
Febry Wijayanti (32) dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang (UM) yang sedang melanjutkan studi di Rusia. 

Sebab, sanksi yang dijatuhkan oleh berbagai negara barat berdampak terhadap sektor perbankan di Rusia.

Kini, mereka hanya dapat mengandalkan transaksi dengan uang tunai.

"Misalnya visa, mastercard itu mendadak tidak bisa dipakai, sempat teman-teman pelajar WNI tidak bisa menerima dan mengirim uang, warga di sini juga mengantri ke ATM terdekat untuk ambil uang tunai secukupnya," katanya.

Baca juga: Tak Ada Lagi Alkohol, Cola, Burger, Produsen Makanan dan Minuman Barat Hentikan Operasional di Rusia

Suasana Kota Sepi

Situasi yang kurang nyaman dirasakan olehnya dalam dua pekan terakhir. Dia juga merasa cemas dan takut dengan kondisi yang ada.

Suasana juga semakin memanas dengan adanya bentuk penolakan dari mahasiswa Rusia terhadap pemerintahnya.

"Saya melihat polisi patroli tiap hari, bahkan kegiatan belajar juga sempat tersendat, terkadang ada demo," ujarnya.

BERITA TERKAIT

Sebenarnya, kota tempat Febry tinggal masih aman dari situsasi peperangan. Konflik hanya terjadi di perbatasan, yakni di Belgorod. Namun, jarak Kota Yekaterinburg ke perbatasan lumayan dekat sekitar 90 kilometer.

Dia juga mengungkapkan kondisi terkini dari kota itu. Suasana sepi dan hanya sedikit warga Rusia yang keluar rumah.

"Biasanya ramai aktivitas warga seperti jalan-jalan, olahraga atau belanja ke supermarket, itu sudah jarang. Tetapi di sini masih aman sebenarnya," katanya.

Meski begitu, dia masih bisa pergi ke kampusnya jika diperlukan.

Febry juga mengungkapkan bahwa Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Moskow bakal membangun Safe House untuk mendapat jaminan keamanan jika sewaktu-waktu terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Disisi lain, dia berencana untuk mengakhiri studinya pada tahun ini yang sedang dalam menuju ujian disertasi dalam waktu dekat.

"Doakan saja semoga semuanya lancar dan tidak ada penundaan," katanya. (*)

Berita terkait lainnya

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kisah Pelajar Indonesia di Rusia: Harga Kebutuhan Pokok Naik hingga Kuliah Pakai VPN Berbayar

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas