Jenderal Top AS: Anti-tank dan Anti-pesawat Paling Efektif untuk Ukraina, Bukan Jet Tempur MiG-29
Jenderal Top AS di Eropa, cara paling efektif untuk mendukung militer Ukraina yakni dengan tambahan senjata anti-tank dan anti-pesawat, bukan MiG-29.
Penulis: Arif Fajar Nasucha
Editor: Inza Maliana
TRIBUNNEWS.COM - Jenderal Top Amerika Serikat di Eropa mengungkapkan cara paling efektif untuk mendukung militer Ukraina.
Dikutip dari CNN, cara tersebut yakni dengan tambahan senjata anti-tank dan anti-pesawat, bukan jet tempur MiG-29.
Menanggapi pernyataan dari Pentagon press secretary John Kirby, komandan Komando Eropa AS Jenderal Tod Wolters mengatakan bahwa Ukraina menggunakan senjata ini dengan sangat baik.
Ukraina mampu membatasi kemampuan pesawat militer Rusia untuk beroperasi secara bebas.
Baca juga: UPDATE Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-15, Ini Peristiwa yang Terjadi
Wolters menambahkan, Ukraina sudah memiliki "banyak" pesawat terbang dan menambahkannya tidak akan memberikan keuntungan relatif bagi Angkatan Udara Ukraina.
"Oleh karena itu, kami menilai secara keseluruhan perolehannya rendah," katanya.
Ia juga menambahkan bahwa setiap transfer MiG-29 juga berisiko meningkatkan konflik.
Sebelumnya, pada Selasa (8/3/2022) Pentagon menolak proposal Polandia untuk mentransfer jet tempur MiG-29 ke AS untuk pengiriman ke Ukraina.
Pada Rabu, Kirby mengatakan bahwa intelijen AS percaya mentransfer MiG-29 ke Ukraina sekarang dapat dilihat oleh Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai "langkah eskalasi".
Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-15
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Invasi Rusia ke Ukraina sejak Kamis (24/2/2022) kini memasuki hari ke-15.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menyebut serangan Rusia di sebuah rumah sakit bersalin di Mariupol sebagai bukti genosida.
The Guardian tidak dapat memverifikasi lebih lanjut, tetapi video yang diterbitkan Associated Press menunjukkan beberapa orang terluka di lokasi serangan di rumah sakit.
Lebih dari 40.000 warga sipil dievakuasi di Ukraina pada Rabu (9/3/2022).
Berikut ini Tribunnews.com rangkum beberapa peristiwa yang terjadi selama invasi Rusia ke Ukraina di hari ke-15, dikutip The Guardian.
- Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky menyebut serangan Rusia di sebuah rumah sakit bersalin di Mariupol sebagai "bukti akhir genosida".
"Rumah sakit anak-anak dan bangsal bersalin di kota Ukraina selatan dihancurkan oleh serangan udara Rusia pada Rabu sore (9/3/2022)," kata para pejabat Ukraina.
Zelensky mengatakan anak-anak terkubur di bawah reruntuhan.
Gubernur regional mengatakan 17 orang terluka.
“Rumah sakit anak, bangsal bersalin. Bagaimana mereka mengancam Federasi Rusia?," tanya Zelensky.
The Guardian tidak dapat sepenuhnya memverifikasi akun pejabat Ukraina.
Video yang diterbitkan oleh Associated Press menunjukkan beberapa orang terluka di lokasi serangan di rumah sakit.
- Para pejabat Barat memperingatkan "keprihatinan serius" mereka bahwa Vladimir Putin dapat menggunakan senjata kimia di Kyiv.
Dalam sebuah penilaian, mereka mengatakan serangan "benar-benar mengerikan" di Ibu Kota Ukraina dapat dilepaskan ketika pasukan Rusia berusaha mengatasi masalah logistik yang tampaknya mengganggu pasukan menuju Kyiv.
- Inggris berencana untuk memasok senjata anti-pesawat Starstreak dan "pengiriman kecil" rudal anti-tank Javelin ke Ukraina saat pasukan Rusia mendekati Kyiv, kata menteri pertahanan Inggris.
- Kementerian Luar Negeri Rusia telah mengkonfirmasi penggunaan sistem senjata TOS-1A di Ukraina, kata Inggris.
Kementerian pertahanan Inggris mengatakan sistem itu menggunakan roket termobarik, menciptakan efek pembakar dan ledakan.
- Amerika Serikat melihat indikasi bahwa Rusia menjatuhkan “dumb bombs” – amunisi terarah tanpa target yang tepat – di Ukraina, kata seorang pejabat senior pertahanan AS.
Para pejabat menambahkan bahwa AS mengamati "peningkatan kerusakan infrastruktur sipil dan korban sipil".
- Ukraina menuduh pasukan Rusia "menahan 400.000 orang sandera" di Mariupol.
Menteri luar negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, mengatakan kota itu, di mana kondisinya digambarkan sebagai "apokaliptik", masih ditembaki oleh pasukan Rusia, meskipun ada kesepakatan untuk membangun koridor evakuasi yang aman bagi warga sipil.
- Pihak berwenang Ukraina mengatakan pasokan listrik telah terputus ke pembangkit listrik Chernobyl yang sudah tidak berfungsi.
Pengawas atom PBB mengatakan bahan bakar nuklir bekas yang disimpan di sana telah cukup dingin sehingga tidak menjadi masalah yang segera terjadi.
Namun, berita tersebut meningkatkan kekhawatiran bahwa kurangnya daya eksternal ke situs tersebut dapat membahayakan keselam atan nuklir.
-Lebih dari 40.000 warga sipil dievakuasi dari seluruh Ukraina pada Rabu (9/3/2022).
Pihak berwenang berjuang untuk menjauhkan orang-orang dari zona konflik di sekitar kota Kyiv, Kharkiv dan Mariupol, kata seorang perunding Ukraina.
Pihak berwenang Ukraina sebelumnya mengatakan koridor harus memungkinkan penduduk kota-kota yang dibombardir berat seperti Mariupol, Enerhodar, Sumy, Izyum dan Volnovakha, serta kota-kota di sekitar Kyiv termasuk Bucha, Irpin dan Hostomel, untuk pergi.
Ukraina juga menyerukan agar pasukan Rusia menghormati gencatan senjata.
Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Fajar/Andari Wulan Nugrahani)