Presiden Zelensky Tak Terima saat Ada Gadis 6 Tahun Meninggal Sendirian di Rumah karena Dehidrasi
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tak terima saat ada gadis enam tahun yang meninggal dunia sendirian akibat dehidrasi.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Miftah
![Presiden Zelensky Tak Terima saat Ada Gadis 6 Tahun Meninggal Sendirian di Rumah karena Dehidrasi](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/presiden-ukraina-volodymyr-zelensky-gelar-jumpa-pers_20220305_024833.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tak terima saat ada gadis enam tahun yang meninggal dunia sendirian.
Pihak berwenang Ukraina mengatakan pada Selasa (8/3/2022), gadis tersebut tewas karena dehidrasi di reruntuhan rumahnya di Mariupol sebelah tenggara.
Serangan tentara Rusia telah menghancurkan gedung dan membunuh ibu gadis 6 tahun itu.
Kematian anak tersebut tidak bisa segera dikonfirmasi secara independen oleh Reuters.
Pejabat Rusia juga tak tersedia untuk memberikan komentar pada hari libur umum.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dirinya tak bisa menerima saat tahu seorang anak mati dengan cara seperti itu di abad ke-21.
"Pada 2022, karena dehidrasi," katanya dalam sebuah video pidato, menyamakan krisis kemanusiaan di beberapa kota Ukraina dengan kekejaman Nazi selama Perang Dunia kedua.
![Rekaman menunjukkan asap yang diduga membubung di kaki langit setelah ledakan terdengar di dekat Mariupol, Ukraina timur](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ledakan-terdengar-di-dekat-mariupol-ukraina-timur.jpg)
Baca juga: Tak Lagi Desak Keanggotaan, Presiden Ukraina Maklumi Ketakutan NATO, Buka Dialog dengan Putin
Baca juga: Arti Simbol Huruf Z yang Digunakan Militer Rusia saat Invasi Ukraina
Sementara itu, Wali Kota Vadym Boichenko mengungkapkan perasaan dukanya usai kematian si gadis malang, lewat sebuah unggahan.
Ia menyebut apa yang terjadi pada gadis enam tahun ini hanyalah segelintir cerita sedih dari sekian banyak yang terjadi di Mariupol.
"Kami tidak dapat mengatakan berapa lama warga Mariupol telah berjuang untuk hidupnya."
"Kami tidak dapat membayangkan berapa banyak penderitaan yang harus ditanggung oleh seorang anak yang tak bersalah," ujar Boichenko dalam sebuah unggahan online, yang hanya menyebutkan nama depan gadis malang tersebut: Tanya.
"Pada menit-menit terakhir hidupnya, ia sendirian, kelelahan, ketakutan, sangat haus. Ini hanya satu dari banyak cerita di Mariupol, yang telah diblokade selama delapan hari."
Moskow menyebut tindakannya sebagai "operasi militer khusus" yang dirancang untuk menghancurkan kemampuan militer Ukraina dan menangkap apa yang dianggapnya sebagai nasionalis berbahaya.
Moskow membantah menargetkan warga sipil.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.