Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

SU-35 Rusia Akhirnya Turun ke Medan Perang! Terlihat Menggotong Rudal Antiradiasi di Langit Ukraina

SU-35 nantinya ditugaskan untuk "menindas sistem pertahanan udara" Ukraina baik di darat maupun udara.

Penulis: Malvyandie Haryadi
zoom-in SU-35 Rusia Akhirnya Turun ke Medan Perang! Terlihat Menggotong Rudal Antiradiasi di Langit Ukraina
Sergey Korolkov
Pesawat tempur Su-35 

TRIBUNNEWS.COM, KYIV - Jet tempur andalan AU Rusia, Sukhoi Su-35 akhirnya dikerahkan ke medan perang melawan Ukraina.

SU-35 nantinya ditugaskan untuk "menindas sistem pertahanan udara" Ukraina baik di darat maupun udara, dalam rangka menetralisir ancaman terhadap aset-aset militer Rusia di medan laga.

Rusia menggunakan Angkatan Udaranya dalam skala terbatas ketika awal-awal invasi diluncurkan.

Mereka lebih menitikberatkan invasi ini pada kekuatan tank dan unit artileri untuk mendobrak pertahanan Ukraina.

Namun, kini situasinya telah berubah dalam beberapa hari terakhir karena Rusia telah meningkatkan peran Angkatan Udaranya untuk melakukan serangan di Ukraina.

Baca juga: Tak Lagi Desak Keanggotaan, Presiden Ukraina Maklumi Ketakutan NATO, Buka Dialog dengan Putin

Kementerian Pertahanan Rusia sendiri telah merilis video jet yang dijuluki Super Flanker ini tinggal landas menuju medan tempur (7/3/2022).

Dari gambar video yang diperlihatkan menunjukkan, SU-35 yang dilengkapi dengan rudal anti-radiasi Zvezda/Tactical Missile Corporation Kh-31PM.

BERITA REKOMENDASI

Sepasang jet Su-35 terlihat berangkat untuk patroli udara tempur, salah satunya dilengkapi dengan dua rudal Kh-31P serta rudal udara-ke-udara R-77 dan R-73.

Kemudian, rekaman menunjukkan Su-35S terbang kembali ke pangkalan dengan hanya satu Kh-31PM yang terpasang padanya.

Baca juga: Arti Simbol Huruf Z yang Digunakan Militer Rusia saat Invasi Ukraina

Sebagai informasi, rudal Kh-31P adalah rudal anti-radiasi supersonik jarak menengah yang menggunakan scramjet dengan booster built-in untuk mencapai kecepatan supersonik tinggi.

Senjata ini dirancang untuk menghancurkan radar sistem pertahanan udara (SAM) jarak menengah dan jauh, serta untuk menghabisi radar kontrol operasi udara maupun radar peringatan dini.

Sistem pelacak yang dimiliki rudal ini mampu mencari dalam berbagai mode, termasuk pencarian otomatis dan kontrol eksternal.

Rudal dapat melakukan gerakan pull-up 10-g mengelak jika terdeteksi oleh radar musuh.

Di sisi lain, R-73 adalah rudal inframerah pencari panas yang dapat diluncurkan menggunakan helm-mount sight (HMS), yang memungkinkan pilot untuk menandai target hanya dengan menatap mereka.

R-73 adalah rudal yang sangat gesit, dan pertempuran udara tiruan telah menunjukkan bahwa kemampuan "off-boresight" tingkat tinggi R-73 akan menjadi keuntungan besar dalam pertempuran.

Ada pun rudal "udara ke udara" R-77 adalah rudal pelacak radar aktif, yang berarti memiliki radar kecil di pencari yang mengirimkan pulsa radar untuk mendeteksi target dan kemudian menggunakan informasi itu untuk melacaknya.

Itu bisa bermanuver pada sudut serangan yang lebih besar.

Rudal ini sebelumnya terlihat di Suriah pada pesawat Su-35S di mana Moskow mendukung pemerintah Bashar al Assad dalam perang yang sedang berlangsung dengan pemberontak.

Meski belum jelas hasilnya, apakah akan mengubah jalannya perang atau tidak, kehadiran SU-35 Rusia di medan perang, beserta senjata canggih dan presisinya, menunjukkan keseriusan negara tersebut untuk menghancurkan semua pertahanan udara berbasis darat Ukraina.

Rangkuman invasi Rusia ke Ukraina hari ke-14, Rabu:

Koridor Kemanusiaan Dibuka

Pasukan Rusia akan "mengamati rezim diam" mulai pukul 10.00 pagi waktu Moskow (07.00 GMT) untuk memastikan perjalanan aman bagi warga sipil yang ingin meninggalkan Kyiv, Chernihiv, Sumy, Kharkiv, dan Mariupol, ujar kepala Pusat Kontrol Pertahanan Nasional Rusia, Mikhail Mizintsev.

Pembicaraan di Turki

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergev Lavrov, akan melakukan perjalanan ke Turki untuk berbicara dengan mitranya dari Ukraina, Dmytro Kuleba, pada Kamis.

Pasukan Ukraina Masih Terus Berjuang

Pasukan Ukraina melawan upaya pasukan Rusia untuk memasuki Kharkiv, kata Gubernur Regional, Oleh Synehubov.

Pasukan Rusia telah berulang kali mencoba merebut ibu kota wilayah selatan Mykolaiv, dalam serangan yang berhasil digagalkan oleh pasukan Ukraina, ujar penasihat presiden Ukraina.

Rencana Serangan Ukraina

Pasukan Ukraina ikut serta dalam latihan militer di luar kota Rivne pada 16 Februari 2022. (Photo by Aris Messinis / AFP)
Pasukan Ukraina ikut serta dalam latihan militer di luar kota Rivne pada 16 Februari 2022. (Photo by Aris Messinis / AFP) (AFP/ARIS MESSINIS)

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan telah memperoleh dokumen rahasia yang membuktikan Ukraina merencanakan serangan di bulan Maret, terhadap separatis yang didukung Rusia di Ukraina timur.

Kementerian menerbitkan enam halaman dokumen yang menunjukkan Kyiv merencanakan serangan militer di daerah pemberontak yang didukung Rusia di Donbas.

Tetapi, klaim tersebut tak dapat diverifikasi secara independen.

Baca juga: China Tuding AS dan NATO Terus Provokasi Konflik Rusia Vs Ukraina

Baca juga: Ukraina Kembali Meminta Pertukaran Kripto Blokir Layanan ke Pengguna Warga Rusia

Korban Tewas

Kantor hak asasi manusia PBB mengatakan sejauh ini telah memverifikasi 1.335 korban sipil di Ukraina, termasuk 474 tewas dan 861 terluka.

Tetapi, jumlah sebenarnya kemungkinan akan lebih tinggi.

Ukraina mengatakan pasukannya telah membunuh lebih dari 11.000 tentara Rusia.

Rusia telah mengonfirmasi sekitar 500 kerugian.

Sanksi

Bendera Inggris
Bendera Inggris ()

Inggris meluncurkan sanksi penerbangan baru yang memberinya kekuatan untuk menahan setiap pesawat Rusia.

Inggris melarang ekspor penerbangan atau barang terkait ruang angkasa ke Rusia.

Larangan AS atas impor minyak Rusia mendorong kenaikan harga minyak lebih lanjut.

Harga telah melonjak lebih dari 30 persen sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari.

Baca juga: Harga Pupuk Dikhawatirkan Ikut Melonjak Jika Perang Rusia-Ukraina Berlarut-larut

Baca juga: Rusia dan Ukraina Gencatan Senjata 12 Jam, Koridor Kemanusiaan Dibuka di Beberapa Kota

Efek Ekonomi

McDonald's, Starbucks, dan L'Oreal menutup sementara semua gerai di Rusia.

Coca-Cola dan Pepsi menghentikan penjualan di negara tersebut.

Unilever menjadi perusahaan makanan besar Eropa pertama yang menghentikan impor dan ekspor dari Rusia.

London Metal Exchange menghentikan perdagangan nikel setelah harganya naik dua kali lipat menjadi lebih dari 100.000 dolar AS per ton.

Gazprom Lanjutkan Pengiriman Gas Melalui Ukraina

Perusahaan gas alam Rusia, Gazprom, melanjutkan pengiriman gas melalui Ukraina dengan volume yang sama yaitu 109,5 juta meter kubik per hari, kata perusahaan itu.

Baca juga: Respons Zelensky Terkait Sikap Joe Biden yang Hentikan Impor Minyak hingga Batu Bara dari Rusia

Baca juga: Terlibat Kegiatan Ilegal, 25.000 Dompet Digital Rusia Diblokir Bursa Kripto AS

Rusia Merilis Daftar Negara yang Dianggapnya sebagai Musuh

Bendera Uni Eropa.
Bendera Uni Eropa. (euronews/Christian Lue)

Pemerintah Rusia telah menyetujui daftar "negara-negara tak bersahabat" yang mencakup semua negara Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Australia, kantor berita Interfax melaporkan.

Daftar-daftar ini dirilis menyusul banyaknya negara yang menjatuhkan sanksi pada Rusia buntut invasi Moskow ke Ukraina.

Selain negara, daftar tersebut juga mencakup wilayah asing, yang menurut pejabat Moskow, telah melakukan tindakan permusuhan pada Rusia, perusahaan, dan warganya.

Menurut Interfax yang dilansir Yahoo News, daftar itu ditandatangani oleh Perdana Menteri Mikhail Mishustin dan merupakan bagian dari Keputusan Presiden Federasi Rusia.

Keputusan tersebut dikeluarkan pada 5 Maret 2022 mengenai prosedur sementara untuk memenuhi kewajiban dengan kreditur asing tertentu.

Mengutip Marca, daftar itu mencakup Amerika Serikat (AS), Kanada, semua negara bagian Uni Eropa, Inggris, Ukraina, Montenegro, Swiss, Albania, Andorra, Islandia, Liechtenstein, Monako, Norwegia, San Marino, dan Makedonia Utara.

Jepang, Korea Selatan, Australia, Mikronesia, Selandia Baru, dan Singapura juga masuk dalam daftar itu bersama Taiwan, yang dianggap China sebagai wilayah mereka, tapi telah diperintah secara independen sejak 1949.

Secara praktis, masuk dalam daftar berarti warga negara Rusia, perusahaan, atau pemerintah itu sendiri hanya dapat membayar utang kepada individu atau perusahaan manapun menggunakan mata uang rubel.

Baca juga: Terimbas Konflik Rusia-Ukraina, Harga Emas Antam Terancam Naik Rp 100 Ribu Lebih Per Gram

Baca juga: AS Larang Impor Minyak dari Rusia, Apa Dampaknya?

Menurut keputusan pemerintah, negara dan perusahaan Rusia akan diizinkan membayar kreditur asing dalam rubel, dengan aturan ini berlaku untuk pembayaran lebih dari 10 juta rubel per bulan.

Rubel Rusia telah mencatat kerugian besar selama berhari-hari dan pada Senin kemarin, turun secara signifikan terhadap dolar AS dan euro.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas