Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tak Ada Lagi Alkohol, Cola, Burger, Produsen Makanan dan Minuman Barat Hentikan Operasional di Rusia

Rantai restoran asing dan pemasok makanan Barat kini mengikuti jejak industri lain, yakni mulai mengumumkan penghentian operasional mereka di Rusia.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Tak Ada Lagi Alkohol, Cola, Burger, Produsen Makanan dan Minuman Barat Hentikan Operasional di Rusia
instagram
Presiden Rusia Vladimir Putin dan mantan istrinya Lyudmila Shkrebneva 

TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Rantai restoran asing dan pemasok makanan Barat kini mengikuti jejak industri lain, yakni mulai mengumumkan penghentian operasional mereka di Rusia.

Hal itu terjadi di tengah operasi militer khusus yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina dan sanksi baru Barat terhadap Rusia.

Dikutip dari laman TASS, Kamis (9/3/2022), ini sederet poin penting dari keputusan perusahaan asing yang menghentikan operasionalnya di negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin itu.

Makanan cepat saji

1. Perusahaan restoran cepat saji Amerika Serikat (AS) McDonald's mengumumkan rencana untuk menutup sementara 850 restorannya yang tersebar di seantero Rusia.

Namun saat ini para karyawan masih bekerja, dan hotline McDonald's Rusia tidak dapat mengklarifikasi kapan keputusan untuk menghentikan operasinya itu akan mulai diberlakukan.

Kendati demikian, perusahaan itu pun berjanji akan terus membayar gaji karyawan Rusia, yang berjumlah total 62.000 orang itu.

Berita Rekomendasi

2. Yum! Brands, Inc., yang berbasis di AS dan memiliki rantai KFC serta Pizza Hut, juga menghentikan investasinya di Rusia dan tidak merencanakan pembukaan gerai baru.

Alih-alih menjadi waralaba, gerai-gerai yang dijalankan oleh perusahaan akan diberhentikan untuk sementara waktu.

3. Jaringan restoran cepat saji Burger King membantah spekulasi bahwa mereka akan meninggalkan Rusia.

Baca juga: Presiden Zelenskiy: Negara Macam Apa Rusia, Bom Rumah Sakit Anak, Bukti Sedang Lakukan Genosida

Perusahanan itu mengaku akan terus beroperasi di negara tersebut dan akan membuka restoran baru pada 2022.

Burger King 'masih menganggap Rusia sebagai salah satu pasar strategisnya'.

"Kesulitan mendapatkan pasokan untuk beberapa bahan hanya bersifat sementara dan tidak kritis," kata perusahaan itu.

4. Starbucks yang berbasis di AS untuk saat ini akan menutup operasionalnya di Rusia, termasuk pasokan makanan ke Rusia.

Minuman non-alkohol

1. The Coca-Cola Company, yang memproduksi minuman non-alkohol, akan menghentikan sementara operasionalnya di Rusia.

Perusahan ini memiliki 10 pabrik pembotolan di seluruh penjuru negara itu.

2. PepsiCo tidak akan menjual minumannya untuk saat ini, termasuk 7Up dan Mirinda, serta tidak membeli iklan di Rusia.

Kendati demikian, perusahaan ini akan terus menjual barang kebutuhan pokok seperti susu formula dan produk susu.

PepsiCo akan mendukung 20.000 karyawannya di Rusia dan 40.000 pekerja di industri pertanian yang terlibat dalam pasokan.

Minuman beralkohol

1. Heineken menghentikan ekspor bir dan proyek investasinya di Rusia.

Produksi dan penjualan bir dengan merek Heineken pun akan dihentikan untuk sementara waktu.

Namun pada saat yang sama, pabrik Heineken di Rusia serta divisi operasi dan komersialnya tidak ditutup.

Heineken, yang portofolionya mencakup merek-merek seperti Amstel, Okhota dan lainnya, diketahui memiliki tujuh pabrik di Rusia.

Perusahaan juga menolak untuk menerima keuntungan dari kegiatan operasi divisi Rusia-nya.

Heineken mengatakan bahwa kepedulian terhadap karyawan akan tetap menjadi prioritasnya.

2. Carlsberg yang memiliki merek Tuborg, Holsten dan Kronenbourg, juga melepaskan investasi baru di Rusia dan mengekspor produk dari divisi lain ke Baltika Rusia.

Perusahaan asal Denmark ini meyakinkan bahwa itu adalah 'upaya untuk mendukung karyawan'.

Baltika akan menyesuaikan proses dan rencana dengan perubahan baru ini.

3. Diageo, produsen minuman beralkohol terbesar di dunia yang memiliki merek seperti Guinness, Baileys, Captain Morgan dan lainnya, telah menghentikan pasokannya ke Rusia.

Makanan

1. Produsen produk susu Finlandia Valio, telah memutuskan untuk menghentikan operasionalnya di Rusia.

Perusahaan itu memiliki pabrik di dekat Moskwa dan mempekerjakan 400 orang.

Namun apakah Valio akan tetap mendukung karyawannya, saat ini belum ada informasi yang dilaporkan.

2. Produsen kopi Paulig yang berbasis di Finlandia, juga telah mengumumkan kepergiannya dari Rusia, namun tidak mengatakan apa yang akan terjadi pada 200 karyawan pabriknya di Wilayah Tver.

3. Perusahaan Finlandia Fazer yang memproduksi produk cokelat dan roti, telah berhenti beroperasi di Rusia.

Perusahaan yang ada di Moskwa dan St Petersburg itu mempekerjakan 2.300 orang.

4. Perusahaan tembakau Inggris Imperial Brands, yang memproduksi merek Davidoff, Richmond dan Gitanes, akan menghentikan sementara penjualan, pembuatan, dan iklan produknya di Rusia.

Namun perusahaan memastikan bahwa para karyawan Rusia akan terus mendapatka bayaran.

Perusahaan ini memiliki pabrik di Volgograd.

5. Perusahaan makanan Prancis Danone mengatakan akan tetap berada di pasar Rusia.

Perusahaan itu bermaksud untuk terus menyediakan makanan bagi konsumen dan pasien.

Lalu apa yang terjadi pada karyawan perusahaan-perusahaan itu?

"Jika perusahaan menghentikan operasionalnya, maka perusahaan diwajibkan untuk terus membayar karyawan," kata Wakil Kepala Federasi Serikat Pekerja Independen Rusia (FNPR), Alexander Shershukov.

Baca juga: Ukraina Tuduh Putin Bahayakan Eropa karena Kebocoran Radiasi, Rusia Klaim Chernobyl Dikelola Bersama

Ia mengatakan bahwa saat pekerja diberhentikan, mereka harus diberi pemberitahuan sesuai dengan hukum Rusia.

Jika hak-hak mereka dilanggar, maka serikat pekerja di perusahaan mungkin dapat membela mereka.

Seseorang juga dapat melakukannya sendiri dengan menghubungi layanan hak-hak buruh pemerintah atau membawa masalah tersebut ke pengadilan.

Sementara itu Presiden Persatuan Manajer Restoran Rusia dan Ombudsman untuk bisnis restoran di Moskwa, Sergey Mironov mengatakan bahwa pengangguran diperkirakan tidak akan meningkat di segmen bisnis restoran.

"Karyawan McDonald's akan mencoba mendapatkan pekerjaan di tempat lain di pasar kerja yang kekurangan tenaga kerja," kata Mironov.

Ia juga menjelaskan bahwa akan menjadi tantangan bagi rantai makanan cepat saji seperti KFC untuk sepenuhnya meninggalkan Rusia.

Karena sebagian besar gerainya beroperasi sebagai waralaba.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas