Zelensky: Rusia akan Hadapi Pertempuran hingga Mati Jika Berani Merebut Ibu Kota Ukraina
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky memperingatkan pasukan Rusia bahwa mereka akan menghadapi pertempuran hingga mati jika mencoba merebut Ibu Kota.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky memperingatkan pasukan Rusia bahwa mereka akan menghadapi pertempuran hingga mati jika mencoba merebut Ibu Kota Kyiv.
"Jika mereka memutuskan untuk membuat bom karpet dan menghapus sejarah wilayah ini dan menghancurkan kita semua, maka mereka akan memasuki Kyiv."
"Jika itu tujuan mereka, biarkan mereka masuk, tetapi mereka harus hidup di tanah ini dengan sendiri," kata Zelensky pada Sabtu (12/3/2022), dikutip dari Reuters.
Presiden Ukraina ini mengatakan, beberapa kota kecil tidak lagi ada pada minggu ketiga invasi Rusia.
Baca juga: Perang Ukraina Tewaskan Ribuan Tentara, Hancurkan Infrastruktur Senilai 100 Miliar Dolar AS
Baca juga: Ukraina: 7 Warga Sipil Tewas Diserang Rusia Saat Melarikan Diri dari Desa di Luar Koridor Evakuasi
Diketahui ini merupakan serangan terbesar di negara Eropa sejak Perang Dunia Kedua.
Pasukan Rusia mengepung kota-kota Ukraina, menjebak ribuan warga, serta menyebabkan 2,5 juta pengungsi melarikan diri ke negara tetangga.
Ukraina pada Sabtu menuduh Rusia membunuh tujuh warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak, yang mencoba melarikan diri dari pertempuran di dekat Kyiv.
Prancis mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin tidak menunjukkan kesiapan untuk berdamai.
Badan intelijen Ukraina mengatakan, tujuh orang termasuk satu anak, tewas saat melarikan diri dari Desa Peremoha dan bahwa "penjajah memaksa sisa-sisa pasukan untuk kembali."
Menurut laporan Al Jazeera, Badan intelijen awalnya mengatakan mereka yang tewas di luar Peremoha berada di 'koridor hijau' yang disepakati dengan Rusia.
Pernyataan Kementerian Pertahanan kemudian mengatakan, orang-orang ini sebenarnya mencoba melarikan diri sendiri di luar koridor hijau yang disepakati.
Moskow telah membantah tudingan menargetkan warga sipil dalam invasinya sejak 24 Februari lalu.
Pemerintahan Putin menyalahkan Ukraina atas kegagalan mengevakuasi warga sipil dari kota-kota yang dikepung, namun tuduhan ini ditolak keras oleh Ukraina dan sekutu Baratnya.
Zelensky mengatakan, Moskow mengirim pasukan baru setelah pasukan Ukraina membuat 31 kelompok taktis batalyon Rusia tidak beraksi.