Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Soal Invasi ke Ukraina, AS Tuding Rusia Minta Bantuan Militer ke China

AS menuding bahwa Rusia meminta bantuan militer ke China untuk membantu invasi ke Ukraina. Tudingan itu pun langsung ditepis oleh Rusia dan China.

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Miftah
zoom-in Soal Invasi ke Ukraina, AS Tuding Rusia Minta Bantuan Militer ke China
Alexei Druzhinin / Sputnik / AFP
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden China Xi Jinping berfoto selama pertemuan mereka di Beijing, pada 4 Februari 2022. 

TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) menyatakan Rusia telah meminta bantuan militer kepada China untuk digunakan dalam invasi ke Ukraina.

Pihak AS menyatakan, permintaan tersebut semakin menaikan tensi terkait perang yang terjadi sebelum diadakannya pertemuan pihaknya dengan China di Roma.

Sebelumnya pada Senin (14/3/2022), AS melalui penasihat Badan Keamanan Nasional, Jake Sullivan secara terang-terangan memperingatkan pada China untuk tidak membantu Rusia akibat sanksi ekonomi yang harus diterima.

“Kita tidak akan mengijinkan itu (bantuan China ke Rusia) terjadi,” kata Sullivan dikutip dari Aljazeera.

Di sisi lain, Gedung Putih menyatakan pertemuan di Roma tersebut bakal berfokus terkait efek langsung invasi Rusia ke Ukraina terhadap keamanan regional dan global.

Baca juga: Kisah 7 Anak-anak dan Remaja Korban Invasi Rusia di Ukraina: Ada yang Terkena Bom saat Bermain Bola

Baca juga: Rusia dan Ukraina Kembali Bertemu Secara Visual Bahas Solusi Akhiri Perang

Sementara mengenai permintaan bantuan termasuk sektor militer oleh Rusia ke China, pihak AS tidak memberikan detail mengenai cakupan permintaan itu.

Sebagai informasi, permintaan oleh Rusia ke China tersebut dilaporkan oleh surat kabar Financial TImes dan Washington Post.

Berita Rekomendasi

Namun di lain pihak, China menuding AS telah menyebarkan berita bohong mengenai peran China dalam perang di Ukraina.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian menyatakan bahwa AS telah menyebarkan berita bohong dan menurutnya itu adalah sebuah kejahatan.

“AS telah menyebarkan disinformasi yang menyasar China dalam konteks isu di Ukraina dengan maksud kejahatan,” ujar Zhao.

Lalu, pernyataan lain dikemukakan oleh anggota senior di sebuah organisasi non-profit di China, Taihe Institute, Einar Tangen.

Baca juga: Negaranya Kena Sanksi Ekonomi, Ribuan Turis Rusia Berebut Tinggalkan Thailand

Menurutnya, China tidak tertarik untuk terlibat dalam menyediakan bantuan militer ke Rusia.

“China telah mengatakan bahwa pihaknya menentang bantuan Barat berupa penambahan senjata dan amunisi ke Ukraina dan diibaratkan bantuan itu sebagai “penambahan bahan bakar terhadap api yang berkobar” di Ukraina.”

“Sehingga, sangat munafik ketika China mulai untuk membantu Rusia,” ujar Tangen.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas