Wanita Ini Bawa Poster Bertuliskan Anti Perang di TV, Protes Invasi Rusia ke Ukraina, Terancam Bui
Protester perang Rusia VS Ukraina di Channel One TV ditahan, terancam hukuman penjara 15 tahun. Seorang wanita muncul dengan poster Anti-Perang di TV.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Sri Juliati
Dia memposting video insiden tersebut, yang dengan cepat mencapai lebih dari 2,6 juta tampilan.
Baca juga: Singgung Ancaman Perang Dunia III, Ukraina Minta Negara Barat Terapkan Lebih Banyak Sanksi ke Rusia
Saluran TV Pro-Kremlin
Televisi pemerintah adalah sumber utama berita bagi banyak orang Rusia dan mengikuti garis Kremlin.
Ukraina dan sebagian besar dunia telah mengutuk tindakan itu sebagai dalih palsu untuk invasi ke negara yang demokratis dan berdaulat.
Menurut keterangan OVD-Info, sebuah kelompok pemantau protes independen dan kepala kelompok hak asasi manusia Agora, perempuan pemrotes itu adalah Marina Ovsyannikova, seorang karyawan saluran TV Channel One.
Kini Marina telah ditangkap dan dibawa ke kantor polisi Moskow, menurut keterangan Kepala Agora, Pavel Chikov.
Kantor berita Tass mengatakan Marina mungkin menghadapi tuntutan di bawah undang-undang karena mendiskreditkan angkatan bersenjata Rusia.
Sebelumnya, Pemerintah Rusia mengesahkan Undang-undang pada 4 Maret 2022, yang menindak kegiatan publik yang bertujuan mendiskreditkan tentara Rusia dan melarang penyebaran berita 'palsu' atau 'penyebaran publik atas informasi palsu yang sengaja dibuat tentang penggunaan Angkatan Bersenjata Federasi Rusia.'
Pelanggaran itu membawa hukuman penjara hingga 15 tahun.
Baca juga: Nama-nama Petinggi Rusia dan Keluarganya yang Dapat Sanksi AS, Aset Miliaran Dolar Dibekukan
14.911 Demonstran di Rusia Ditangkap
Dalam sebuah video yang direkam sebelum insiden dan diposting online, seorang perempuan yang tampaknya adalah Marina Ovsyannikova menggambarkan dirinya sebagai karyawan Channel One.
Ia mengatakan, dia malu telah bekerja selama bertahun-tahun untuk menyebarkan propaganda Kremlin.
Dia mengatakan ayahnya orang Ukraina, dan ibunya orang Rusia.
“Apa yang terjadi sekarang di Ukraina adalah kejahatan, dan Rusia adalah negara agresor. Tanggung jawab atas agresi itu terletak pada hati nurani hanya satu orang, dan pria itu adalah Vladimir Putin,” katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.