Jurnalis TV yang Bawa Poster Tolak Perang Rusia Dinyatakan Bersalah dan Dijatuhi Hukuman Denda
Seorang jurnalis televisi Rusia yang memprotes invasi ke Ukraina selama siaran berita langsung, dinyatakan bersalah pada Selasa (15/3/2022).
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Miftah
TRIBUNNEWS.COM - Seorang jurnalis televisi Rusia yang memprotes invasi ke Ukraina selama siaran berita langsung, dinyatakan bersalah pada Selasa (15/3/2022).
Pengadilan distrik di Moskow mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Marina Ovsyannikova, seorang editor di Channel One, dinyatakan bersalah atas pelanggaran administratif.
Marina Ovsyannikova didenda 30.000 rubel atau setara dengan 280 dolar Amerika.
Dia terlihat difoto saat berada di pengadilan dengan salah satu pengacaranya, Anton Gashinsky.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Bakal Memicu Kenaikan Harga Mie Instan Hingga Roti di Indonesia
Baca juga: Rudal Rusia Hantam Stasiun Kereta Api dan Kebun Raya di Zaporizhia Ukraina
Seorang pengacara yang sebelumnya mewakili Marina Ovsyannikova, Dmitry Zakhvatov mengatakan kepada CNN bahwa tuduhan administratif hanya didasarkan pada pernyataan video yang dia rekam, sebelum muncul dengan poster anti-perang di Channel One.
Moskow Sebut Tindakan Marina Ovsyannikova sebagai Hooliganisme
Mengambil sikap berani terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemerintahannya, Ovsyannikova pada Senin (14/3/2022) memprotes dan berdiri di belakang pembawa berita dengan tanda yang mengatakan: "NO WAR."
Kremlin pada Selasa (15/3/2022) menggambarkan tindakan Ovsyannikova sebagai "hooliganisme," pelanggaran pidana di Rusia.
Kantor berita negara Rusia Tass melaporkan bahwa pejabat penegak hukum telah memulai penyelidikan awal terhadap "penyebaran publik atas informasi palsu yang disengaja tentang penggunaan Angkatan Bersenjata Rusia."
Baca juga: Perdana Menteri dari 3 Negara di Eropa Ini Kunjungi Zelensky, Berikan Dukungan untuk Ukraina
Baca juga: Andalkan Pasokan Gas dari Rusia, Industri Jerman Paling Dirugikan Jika Konflik Ukraina Memanas
Protes berani telah diputar sepanjang hari di televisi internasional dan telah menarik perhatian para pemimpin politik.
Presiden Prancis Emmanuel Macron menawarkan perlindungan bagi Ovsyannikova.
"Prancis mengutuk keras setiap pemenjaraan jurnalis serta manipulasi apa pun dan jelas kami akan meluncurkan langkah-langkah diplomatik yang bertujuan menawarkan perlindungan baik di kedutaan atau perlindungan suaka kepada rekan Anda," kata Macron kepada wartawan di pusat pengungsi Ukraina di Prancis.
Macron juga mengatakan dia akan mengangkat masalah ini secara langsung dengan Putin selama panggilan mereka berikutnya.
Baca juga: Ukraina: Korban Tewas Tentara Rusia Mencapai 13.800 Orang
Menyensor pers