Empat Orang Tewas dan 94 Terluka akibat Gempa 7,3 Magnitudo di Fukushima Jepang
Sedikitnya empat orang tewas dan 94 terluka setelah gempa 7,3 magnitudo yang mengguncang lepas pantai Fukushina, timur laut Jepang.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Sedikitnya empat orang tewas dan 94 terluka setelah gempa bumi dahsyat berkekuatan 7,3 yang mengguncang lepas pantai Fukushima, timur laut Jepang Rabu (16/3/2022) malam.
Gempa mengguncang bangunan sekitar 275 kilometer dari Tokyo dan menyebabkan gangguan listrik.
Mengutip Al Jazeera, Perdana Menteri Fumio Kishida mengatakan empat orang tewas.
Kishina mengatakan bahwa pemerintah akan mewaspadai gempa susulan selama dua hingga tiga hari ke depan.
Badan Penanggulangan Kebakaran dan Bencana setempat mengatakan, pada Kamis setidaknya 94 orang telah terluka, termasuk empat serius.
Baca juga: Berita Foto : Gempa Bumi 7,3 M Guncang Jepang
Peringatan tsunami yang sempat keluar kini dicabut.
Beberapa gangguan listrik di wilayah Ibu Kota juga sudah pulih pada Kamis, dini hari waktu setempat.
Namun beberapa tempat masih mengeluhkan gangguan listrik.
Transportasi ke timur laut juga masih terganggu karena layanan kereta Shinkansen ditangguhkan hingga waktu yang belum ditentukan.
Setidaknya satu jalan raya utama ke wilayah tersebut ditutup untuk pemeriksaan keamanan.
Wilayah Fukushima juga pernah hancur setelah diguncang gempa bumi paling kuat di dunia 11 tahun yang lalu.
Gempa tersebut menimbulkan tsunami yang menghancurkan pembangkit nuklir di Fukushima hingga memicu kehancuran.
Pihak berwenang sebelumnya mengatakan alarm kebakaran telah dipicu di sebuah bangunan turbin di pembangkit listrik Fukushima yang lumpuh .
Sementara itu, kereta peluru Shinkansen tergelincir dengan sekitar 100 orang di dalamnya, meskipun tidak ada laporan korban luka.
Baca juga: PLTN di Fukushima Jepang Masih Aman Pasca Diguncang Gempa 7,3 Skala Richter
Utilitas Tokyo Electric Power Company (TEPCO) mengatakan bahwa sekitar 2 juta rumah tangga kehilangan listrik pada hari Rabu setelah gempa, termasuk 700.000 di ibu kota.
Tohoku Electric Power, penyedia utilitas lain, mengatakan sekitar 38.500 rumah masih tanpa listrik pada 07:40 waktu setempat Kamis.
Jepang berada di “Cincin Api” Pasifik, busur aktivitas seismik intens yang membentang melalui Asia Tenggara dan melintasi cekungan Pasifik.
Negara ini sering dilanda gempa bumi, dan memiliki peraturan konstruksi yang ketat untuk memastikan bangunan dapat menahan getaran kuat, tetapi tetap dihantui oleh kenangan akan bencana tahun 2011.
Belum Ada Laporan WNI Terluka
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, Direktur Perlindungan WNI Kemenlu Judha Nugraha angkat bicara soal kondisi WNI di Jepang setelah adanya gempa 7,3 magnitudo yang mengguncang wilayah Fukushima, Rabu (16/3/2022) malam.
Judha mengatakan KBRI telah melakukan komunikasi dengan simpul-simpul masyarakat di wilayah terdampak gempa.
Hingga kini masih belum ada laporan terkait WNI yang terluka atau terdampak gempa.
Dampak gempa yang dirasakan di antaranya pemadaman listik pascagempa.
"KBRI telah melakukan komunikasi dengan simpul-simpul masyarakat di wilayah terdampak dan belum terdapat adanya WNI yang terluka atau terdampak gempa."
"Hanya beberapa yang terdampak pemadaman listrik," kata Judha dilansir Kompas.com, Kamis (17/3/2022).
Berdasarkan data KBRI, Judha menyebut total WNI yang tinggal di Jepang ada sekitar 67.000 WNI.
Namun yang tercatat tinggal di sekitar episentrum gempa ada sebanyak 984 WNI di Miyagi, serta 540 WNI di Fukushima.
Pemagang dan Pelajar Indonesia di Jepang Ikut Diungsikan di Kesennuma Miyagi
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Para pelajar termasuk pemagang dari Indonesia yang ada di Kesennuma Prefektur Miyagi (utara) ikut diungsikan ke tempat aman pasca gempa 7,3 magnitudo yang terjadi Rabu (16/3/2022) malam.
Intensitas seismik (sindo) 6+ atau Magnitudo 7,3 jam 23.36 waktu Jepang tadi malam membuat banyak orang harus mengungsi sementara.
Baca juga: Hanya Berselang 5 Hari Setelah Peringatan Gempa Besar 2011, Warga Jepang Kembali Mengungsi
Mereka diungsikan sementara ke lobi "Sun Marine Hotel Kanyo" di Kota Kesennuma, para pelajar dalam perjalanan sekolah dan praktik kerja Indonesia yang bekerja di kota tersebut ikut dievakuasi.
"Tadi malam lobi penuh sementara duduk di lantai setelah gempa besar terjadi," ungkap Sato, petugas hotel kepada Tribunnews.com, Kamis (17/3/2022) pagi.
Namun saat ini semua sudah kembali pulih.
"Semua orang sudah kembali ke tempat mereka masing-masing, lobi hotel kami seperti biasa kembali. Mereka semua aman tak kurang apapun," tambahnya.
Di hotel tersebut ada sebanyak 105 siswa kelas dua SMP Kinoshita di Kota Oirase, Prefektur Aomori yang menginap.
Setelah pukul 23.30 waktu Jepang saat lampu padam, para siswa beristirahat di kamar masing-masing.
Salah satunya diguncang gempa besar sebanyak tiga kali, mereka panik di sekitar ruangan dan menangis lalu berpindah ke daerah lobi hotel.
"Ini pertama kalinya saya mengalami guncangan besar. Saya benar-benar takut. Saya harap tidak ada kerusakan," ungkap salah satu pelajar.
"Saya menghadiri perjalanan sekolah 6 atau 7 kali, tetapi saya terkejut dengan guncangan yang begitu besar. Siswa menjawab dengan tenang. Saya akan mengembalikan mereka kembali ke kamar masing-masing karena tampaknya sudah aman," kata Hirotaka Furuya (55), kepala kelas
Sekitar 30 pemagang Indonesia yang tinggal di apartemen dekat hotel dievakuasi ke lobi satu per satu.
"Saya sedang menulis dokumen untuk persiapan pekerjaan besok. Saya gemetar sepanjang waktu, jadi saya pikir lebih baik untuk menyelamatkan diri ikut pengarahan yang dilakukan pihak perusahaan. Lalu saya datang ke hotel. Semua orang aman dan lega kini rasanya," kata seorang pemagang berusia 23 tahun yang datang ke kota pada bulan November 2021 lalu.
(Tribunnews.com/Yurika/Faryyanida Putwiliani/Richard Susilo)(Kompas.com/Mutia Fauzia)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.